Jumat, 24 November 2017

PULANG

#jadibisa dengan Traveloka

pulang/pu-lang/
pergi ke rumah atau ke tempat asalnya; kembali (ke); balik (ke):

Malang, kota sejuk di Jawa Timur yang dikelilingi pegunungan, adalah tempat saya pulang. Bagaimana tidak, 23 tahun pertama hidup saya, dihabiskan di Malang, sejak lahir sampai dengan lulus kuliah. Keterbatasan ekonomi keluarga membuat saya tidak mempunyai pilihan. Kuliah sebaik mungkin di Malang adalah satu-satunya hal yang harus saya lakukan.

Beberapa tahun kemudian, keberuntungan membawa saya menggapai cita-cita, yaitu bekerja di Ibu Kota. Malang, tetap menjadi tempat saya pulang.

Sampai dengan hari itu ketika saya sudah berdua dan memutuskan untuk mengubah KTP Daerah menjadi KTP Ibu Kota, Malang yang tenang tempat saya pulang, berganti status menjadi kota tujuan mudik. Setiap pergi ke luar Jakarta, tempat saya pulang ya Jakarta, bukan lagi Malang. Tapi entah mengapa, di lubuk hati yang paling dalam, saya merasa Jakarta hanyalah tempat singgah untuk mencari nafkah, bukan rumah tempat saya pulang.

Petualangan hidup saya terus berlanjut. Mas suami mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri. Birmingham, United Kingdom, adalah kota pilihan kami. Saya sebagai istri yang baik, sekaligus aji mumpung, tentu saja memanfaatkan kesempatan ini. Dengan dalih mendampingi suami tercinta, sayapun ikut meninggalkan Indonesia. Bilangnya sih ingin berbakti kepada suami, tetapi sebenarnya ingin mewujudkan mimpi hidup di luar negeri, hihi..

Grand Central Station, Birmingham, Britania Raya.

Awalnya cukup banyak hal yang kami pertimbangkan. Mulai dari saya yang harus meninggalkan pekerjaan, sampai dengan kemungkinan akan terkurasnya tabungan. Tetapi kemudian kami berpikir kembali, betapa banyaknya pengalaman hidup yang akan kami dapatkan, yang tidak sebanding dengan sejumlah uang.

Kamipun berangkat, dengan bermodal tekad. Ada 2 misi utama, mas suami rajin kuliah dan saya menyusun rencana menjelajah. Setiap kali mas suami punya waktu lowong, saat itupun kamar sewa kami kosong melompong. Dari hanya pergi ke beberapa kota di Britania Raya, kami melangkahkan kaki lebih jauh lagi ke benua Eropa. Turki, Spanyol, Portugal sampai beberapa negara di Eropa bagian timur berhasil kami kunjungi.

Granada, Spanyol.

Ada rasa yang hadir setiap kali kami selesai traveling dan kembali ke Birmingham. Baru tiba di Birmingham Airport, hati saya berdesir, terharu, berkaca-kaca. Saya merasa pulang. Inilah rumah saya. Tapi ada yang hilang dari rasa pulang itu. Rasanya berbeda, ah bukan, bukan seperti rasa pulang yang dulu pernah saya rasakan.
Halte Bus 76, Birmingham, Britania Raya.

Sampai tiba waktunya, kami harus kembali ke Indonesia. Beberapa bulan sebelum tanggal kepulangan, demi mendapatkan harga murah, kami sudah membeli tiket pesawat melalui Traveloka. Tidak langsung membeli sih, tapi kami menunggu notifikasi harga dari Traveloka, melalui email, setiap hari. Saat menurut kami harganya sudah sesuai kantong kami, maka kami langsung melakukan transaksi. Bukan hanya tiket pesawat dari London ke Jakarta saja, tetapi juga tiket pesawat dari Jakarta ke Banjarmasin, tempat tinggal mertua, dan juga tiket pesawat dari Jakarta ke Malang, tempat tinggal keluarga saya. Sebenarnya, kami sudah “habis-habisan”, bahkan Uang Penghargaan Masa Kerja yang saya dapatkan saat saya meninggalkan pekerjaan, sudah tak bersisa, dimanfaatkan untuk biaya hidup dan traveling saat kami tinggal di Inggris. Tetapi rasa kangen keluarga, tampaknya tidak bisa dikalahkan oleh hitung-hitungan. Untungnya ada Traveloka dan fitur price alert-nya, kami #jadibisa mendapatkan harga tiket pesawat yang sesuai dengan budget kami.
Menu aplikasi Traveloka di hp saya.
Ketika pilihan penerbangan sudah muncul, klik "3 titik" di kanan atas layar.
Akan muncul tampilan seperti ini, pilih teks Notifikasi Harga.

Pilih parameter notifikasi sesuai dengan kebutuhan.

Dan siang itu, ketika saya tiba di Malang, saya menemukan rasa itu lagi. Saya merasa pulang, sama persis seperti pulang yang dulu pernah saya rasakan. Saat didekap hangat peluknya, saat menyeka air mata haru di sudut matanya, saat mengelus kerut di wajahnya, saya tahu, saya telah pulang.

Bukan Birmingham, Jakarta ataupun Malang, IBU lah tempat saya pulang.

Saya dan Ibu.