#jadibisa dengan Traveloka
pulang/pu-lang/
pulang/pu-lang/
pergi ke rumah atau ke tempat asalnya; kembali
(ke); balik (ke):
Malang, kota sejuk di
Jawa Timur yang dikelilingi pegunungan, adalah tempat saya pulang. Bagaimana
tidak, 23 tahun pertama hidup saya, dihabiskan di Malang, sejak lahir sampai
dengan lulus kuliah. Keterbatasan ekonomi keluarga membuat saya tidak mempunyai
pilihan. Kuliah sebaik mungkin di Malang adalah satu-satunya hal yang harus saya lakukan.
Beberapa tahun kemudian, keberuntungan
membawa saya menggapai cita-cita, yaitu bekerja di Ibu Kota. Malang, tetap
menjadi tempat saya pulang.
Sampai dengan hari itu ketika saya
sudah berdua dan memutuskan untuk mengubah KTP Daerah menjadi KTP Ibu Kota, Malang
yang tenang tempat saya pulang, berganti status menjadi kota tujuan mudik.
Setiap pergi ke luar Jakarta, tempat saya pulang ya Jakarta, bukan lagi Malang.
Tapi entah mengapa, di lubuk hati yang paling dalam, saya merasa Jakarta
hanyalah tempat singgah untuk mencari nafkah, bukan rumah tempat saya pulang.
Petualangan hidup saya terus
berlanjut. Mas suami mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di luar
negeri. Birmingham, United Kingdom, adalah kota pilihan kami. Saya sebagai
istri yang baik, sekaligus aji mumpung, tentu saja memanfaatkan kesempatan ini.
Dengan dalih mendampingi suami tercinta, sayapun ikut meninggalkan Indonesia. Bilangnya
sih ingin berbakti kepada suami, tetapi sebenarnya ingin mewujudkan mimpi hidup
di luar negeri, hihi..
Grand Central Station, Birmingham, Britania Raya.
Awalnya cukup banyak hal yang kami
pertimbangkan. Mulai dari saya yang harus meninggalkan pekerjaan, sampai dengan
kemungkinan akan terkurasnya tabungan. Tetapi kemudian kami berpikir kembali,
betapa banyaknya pengalaman hidup yang akan kami dapatkan, yang tidak sebanding
dengan sejumlah uang.
Kamipun berangkat, dengan bermodal
tekad. Ada 2 misi utama, mas suami rajin kuliah dan saya menyusun rencana
menjelajah. Setiap kali mas suami punya waktu lowong, saat itupun kamar sewa
kami kosong melompong. Dari hanya pergi ke beberapa kota di Britania Raya, kami
melangkahkan kaki lebih jauh lagi ke benua Eropa. Turki, Spanyol, Portugal
sampai beberapa negara di Eropa bagian timur berhasil kami kunjungi.
Granada, Spanyol.
Ada rasa yang hadir setiap kali kami selesai
traveling dan kembali ke Birmingham. Baru tiba di Birmingham Airport, hati saya
berdesir, terharu, berkaca-kaca. Saya merasa pulang. Inilah rumah saya. Tapi ada
yang hilang dari rasa pulang itu. Rasanya berbeda, ah bukan, bukan seperti rasa
pulang yang dulu pernah saya rasakan.
Halte Bus 76, Birmingham, Britania Raya.
Sampai tiba waktunya, kami harus
kembali ke Indonesia. Beberapa bulan sebelum tanggal kepulangan, demi
mendapatkan harga murah, kami sudah membeli tiket pesawat melalui Traveloka. Tidak
langsung membeli sih, tapi kami menunggu notifikasi harga dari Traveloka,
melalui email, setiap hari. Saat menurut kami harganya sudah sesuai kantong
kami, maka kami langsung melakukan transaksi. Bukan hanya tiket pesawat dari
London ke Jakarta saja, tetapi juga tiket pesawat dari Jakarta ke Banjarmasin,
tempat tinggal mertua, dan juga tiket pesawat dari Jakarta ke Malang, tempat
tinggal keluarga saya. Sebenarnya, kami sudah “habis-habisan”, bahkan Uang
Penghargaan Masa Kerja yang saya dapatkan saat saya meninggalkan pekerjaan, sudah tak bersisa, dimanfaatkan untuk biaya hidup dan traveling saat kami tinggal di Inggris. Tetapi rasa kangen keluarga, tampaknya tidak bisa dikalahkan oleh hitung-hitungan. Untungnya ada Traveloka dan fitur price alert-nya, kami
#jadibisa mendapatkan harga tiket pesawat yang sesuai dengan budget kami.
Menu aplikasi Traveloka di hp saya.
Ketika pilihan penerbangan sudah muncul, klik "3 titik" di kanan atas layar.
Akan muncul tampilan seperti ini, pilih teks Notifikasi Harga.
Pilih parameter notifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Dan siang itu, ketika saya tiba di
Malang, saya menemukan rasa itu lagi. Saya merasa pulang, sama persis seperti
pulang yang dulu pernah saya rasakan. Saat didekap hangat peluknya, saat menyeka
air mata haru di sudut matanya, saat mengelus kerut di wajahnya, saya tahu, saya
telah pulang.
Bukan Birmingham, Jakarta ataupun Malang,
IBU lah tempat saya pulang.
Saya dan Ibu.