Rabu, 28 September 2016

Asuransi Astra 60 (3) - 6 Days Photo Challenge

Lomba yang ketiga adalah lomba foto, judulnya #6dchallenge . Jadi selama 6 hari, panitia akan menentukan tema foto yang harus kita upload. 1 minggu sebelum lomba dimulai, panitia sudah menginfokan apa tema hariannya. Saya yang emang sudah niat ikut lomba, mulai menyusun rencana.

Siapkan tema besaran
Tema besar yang saya tentukan adalah #goingmobile . Tema ini yang saya ambil karena tema tersebut sesuai dengan komitmen Asuransi Astra dan sekaligus menjadi tema acara perayaan ulang tahun.

Susun skenario foto untuk setiap harinya
Inti kegiatannya adalah cari-cari ide, kira-kira skenario foto apa yang cocok dengan tema besaran #goingmobile tapi juga matching dengan tema harian. Dan saya juga kepikiran, bahwa foto hari ini, harus ada korelasinya dengan foto yang akan dipasang besok, begitu pula seterusnya.

Karang caption
Kalau sudah terbayang foto apa yang akan dipasang, maka kita bisa mengarang caption. Captionnya harus yang bisa menjelaskan isi foto. Secara saya orangnya hobi nulis, jadilah saya karang captionnya cukup panjang, haha.. Ada juga yang isi captionnya adalah tips. Tapi yang tidak boleh dilupakan adalah, caption harus mengandung hashtag yang diwajibkan, dan karena foto nya punya korelasi dari hari ke hari, maka captionnya pun demikian.

Cek stok foto
Setelah skenario rapi tersusun, maka saya mulai cek stok foto. Kalau memang sudah ada foto yang sesuai, maka saya menggunakan foto yang sudah ada. Tapi kalau ternyata belum ada, cekrak cekrek bentar deh.

Take foto
Kebetulan di weekend sebelum lomba dimulai, kami sekeluarga pergi ke Bandung, dengan agenda yang tidak terlalu padat. Maka di sanalah foto-foto yang masih belum ada, diambil. Selain foto di Farmhouse, kamar hotel lah yang menjadi tempat terfavorit. Beberapa skenario menjadikan mas suami dan Reika sebagai modelnya. Alhamdulillah Reika cukup kooperatif, kalo papanya, ya begitulah, hihiii…

Dan di bawah ini lah hasil foto dan captionnya
Day 1 – Tema My Guilty Pleasure
Sekarang jamannya #goingmobile , #myguiltypleasure yang dulunya belanja ke mall, berubah jadi online shopping. Mulai dari popok, mainan anak, camilan, baju, tas, tiket pesawat, gadget, kulkas, mesin cuci, sampai spring bed pernah dibeli hanya dengan klik gadget dari kamar tidur. I ❤online shopping!
Hhhmmm, belanja apa lagi hari ini yaaa..  @asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day1

Day 2 – Tema OOTD
Kalau pesanan baju hasil #myguiltypleasure online shopping sudah sampai, biasanya:
1. Cari lokasi yang lagi happening;
2. Pergi ke sana pakai baju baru;
3. Minta difotoin mas suami, makin sok candid makin ok. Cekrek!
4. Pilih foto yang paliiiinnggg kece;
5. Posting foto di socmed dengan hashtag #ootd #outfitoftheday
Seringkali postingnya langsung saat itu juga seperti pose pada foto. Kamu juga begitu kan? @asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day2

Day 3 – Tema Black and White
Kalau sudah punya anak, #ootd tidak harus sendiri, tapi bisa kompakan dengan anak kita.
Nah kali ini tema #ootd kompakannya adalah #blackandwhite . Mumpung mas suami lagi sibuk cari sepatu, maka kami cari spot yang bagus, keluarkan hp dan kemudian #mirrorselfie . Cekrek !!
@asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day3

Day 4 – I Can’t Live Without
Setelah kompakan bersama #reikayara dengan tema #blackandwhite , boleh dong kali ini selfie dengan mas suami, the one that #icantlivewithout , dengan background Pasar Terapung Muara Kuin, Banjarmasin, Kalsel.
Saat traveling, foto2 itu penting!
@asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day4

Day 5 – Live Love Laugh
Ya, #icantlivewithout mas suami, tapi sejak #reikayara lahir, ternyata mereka berdua lah sumber #livelovelaugh saya. Ini adalah #bedtimestory yang berubah menjadi #serioustimestory karena ternyata #reikayara terlalu excited saat dibacakan cerita oleh mas suami dari ipad. Ga jadi bubuk deh..
Hhhmmm... Saking mesranya mereka berdua, saya berasa jadi orang ke-3.. @asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day5

Day 6 – Entertain Me
Dan apakah hal yang paling #entertainme saat ini? Ya bayi lucu ini, #reikayara . Kami menunggu kehadirannya 8 tahun dan worth it, perjalanan pulang kantor yang memakan waktu cukup lama langsung terlupakan begitu saja ketika melihat senyuman manisnya. She is my #currentaddiction ! Tapi gimana kalo kangen pas lagi kerja ya? Bisa seketika terobati dengan melihat foto/video momen #livelovelaugh bersama #reikayara atau langsung saja video call, dan semua dilakukan dengan bantuan gadget+internet. Betapa beruntungnya saya hidup di jaman #goingmobile .
Tantangan kita sebagai orang tua adalah bagaimana cara mendidik anak kita untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik, bukan malah menjauhkannya. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, generasi anak kita hidup di era #goingmobile . Semangaaatt!! @asuransiastra60 #asuransiastra60 #6dchallenge #day6


Katanya mah kita harus ngasih yang lebih ya, jadi di hari ke-7, saya postinglah compile ke-6 foto yang sudah saya posting di hari sebelumnya. Beserta bonus caption yang tak kalah panjang dari caption-caption sebelumnya, hahaha..
Ada yang bilang kalau gadget itu, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Hhhhmmm, saya ga setuju sih. Hal seperti itu hanya terjadi kalau kita dikontrol oleh gadget, bukan kita yang mengontrol gadget.
Saya pribadi malah merasa terbantu dengan adanya gadget, aplikasi dan segala teknologi yang ada di belakangnya. Nulis pengeluaran tinggal di spender, nulis draft blog bisa di notes atau blogger, edit video bisa di imovie, laper tapi males keluar rumah tinggal pake gojek app, beli voucher hotel tinggal buka agoda, beli tiket pesawat pesen aja di traveloka, mau tau jadwal sholat tinggal buka muslim pro, mau telpon tapi ga punya pulsa tinggal pake whatsapp atau line atau face time, takut nyasar di jalan tinggal buka waze, mau cari pom bensin terdekat tinggal buka otocare.
Tuh kan, membantu banget, hampir di semua sendi kehidupan kita. Itulah mengapa, di #6dayschallenge #asuransiastra60 saya menggunakan #goingmobile (yang juga merupakan komitmen Asuransi Astra) sebagai tema besar foto-foto saya. Saya ingin sharing bagaimana saya memanfaatkan teknologi di kehidupan sehari-hari dengan fun, untuk mempermudah hidup saya dan keluarga, dan bahkan kami menjadi lebih dekat.. Kalau kami saja sudah siap untuk #goingmobile , bagaimana dengan kamu?
Selamat ulang tahun Asuransi Astra.. @asuransiastra60


Dan alhamdulillaaahh, foto saya juara 1 dari puluhan peserta yang berpastisipasi.
Jadi semangat nih, nantinya mesti bikin foto-foto konseptual yang bagus lagi. Kayaknya saya ada bakat juga untuk jadi fotografer, hahaha.. Dan yang lebih penting, supaya kamera yang sudah dimiliki, hasil ngrayu mas suami, termanfaatkan secara maksimal dan tidak mubadzir, hihiii..


Dan, niat saya untuk mensyukuri 10 tahun bekerja di Asuransi Astra dengan berpartisipasi pada acara Asuransi Astra 60 secara aktif, terlaksana sudah, leghaaa, alhamdulillaaahh..

Asuransi Astra 60 (2) - POM Video Challenge

Lomba kedua yang diadakan oleh kantor, yang boleh diikuti oleh seluruh karyawan (bukan yang hanya di HO saja) adalah POM Video Challenge . Lombanya adalah untuk membuat video berdurasi 1 menit yang temanya adalah Peace of Mind. Saya setor 2 video. Keduanya diedit di hp, dan kemudian upload di Instagram.

Video pertama saya bercerita tentang kegiatan olahraga di kantor yang akhirnya membuat berat badan saya turun 16kg dalam 6 bulan, setelah melahirkan. Video bisa dilihat di bawah ini.


Syuting menggunakan hp dan dibantu oleh mas suami yang saat itu sedang mampir di kantor, hehe.. Tema videonya agak rancu sih, apakah akan ikut video #pomchallenge atau #officeworkout , mungkin saat bikin video nya, saya lagi galau, hahaha..

Video kedua bercerita tentang bagaimana saya memberikan proteksi kepada orang yang saya sayangi melalui imunisasi. Ini bukan video baru, tapi merupakan kompilasi dari stok video yang sebelumnya sudah saya punya. Videonya bisa dilihat di bawah ini.


Pppssstt.. Mas suami paling ga mau lihat video Reika imunisasi, ga tega katanya. Kalau lihat videonya aja ga mau, apalagi lihat saat imunisasi langsung ya, hahaha..

Sayangnya, kedua video ini tidak menang. Saya sadar juga sih, karena konsepnya kurang tepat sasaran dan persiapannya memang kurang baik. Tapi jangan menyerah, masih ada challenge yang ketiga..

Semangaaaaattt.. !!!

Selasa, 27 September 2016

Asuransi Astra 60 (1) - Lip Sync Battle Contest

Tahun ini kantor saya berulang tahun yang ke-60. Usia yang cukup matang untuk sebuah perusahaan. Tema acara ulang tahun kali ini adalah #goingmobile , sesuai dengan komitmen perusahaan sejak tahun yang lalu.

Bukan Asuransi Astra kalau ga seru. Setelah tahun yang lalu mengadakan lomba dance, maka tahun ini lomba nya adalah lomba lip sync. Saya yang selalu bersemangat ikutan aktivitas semacam ini, apalagi ini akan menjadi project pertama saya untuk membuat video clip, langsung bersiap. Lagu yang digunakan harus diambil dari list panitia, minimal 2 lagu. Saya yang tidak sabaran pun meminta panitia untuk segera upload lagu-lagunya, karena ternyata download sendiri kok agak ribet. Tapi, sebelum panitia upload lagu di system kantor, eh teman satu team yang di rumahnya ada wifi, sudah berhasil melalukan download, alhamdulillaaahh, hehe..
Nama team kami.
Saya ga ikutan ngarang namanya, ngikut aja pilihan teman-teman, hehe..


Setelah file lagu sudah ada, maka hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pemilihan lagu
Saya coba dengarkan satu-persatu. Dari 40 lagu, saya pilih sekitar 10 lagu. Lagu yang saya pilih adalah yang beat nya asik dan dengan mendengarkan lagunya saja, saya sudah kebayang bagaimana nanti skenario videonya. Setelah itu, 10 lagu ini saya bawa untuk didiskusikan bersama Team Agency, dan akhirnya dipilihlah 3 lagu. Bahagia dari GAC, Nona Manis nya Dody BJ (OST Rudy Habibie), dan Dessertnya Dawin.
Dari 3 lagu inilah, video lipsync dengan durasi maksimal 4 menit harus dibuat. Sayapun memutar otak. Kira-kira bagian mana yang harus dipotong-potong, sehingga antara tema, beat, mood nyambung semua. File yang tersedia dalam bentuk mp4, sehingga lagu dalam bentuk video harus diedit dulu dan disambung-sambungkan. Setelah selesai, maka file tersebut saya convert menjadi mp3 untuk nantinya dijadikan background lagu video kami.

Skenario
Setelah itu, mulailah skenario disusun, untuk lagu Bahagia ada usulan dari anggota team supaya ada cerita tentang OB yang lagi ga punya duit, haha.. Ok lah, bisa dieksekusi. Kalau untuk lagu kedua, saya memikirkan adegan dansa tempo dulu, sesuai dengan setting film Rudy Habibie. Sedangkan untuk lagu ketiga, saya merencanakan adegan joged bareng seluruh anggota team. Ceileh, joged, berasa nonton dangdut jadinya, haha..
Saat syuting, ada saja ide baru yang muncul untuk skenarionya. Selama masih nyambung, eksekusi langsung..

Casting
Casting dilakukan oleh anggota team yang lain, sementara saya sedang mengarang gerakan dan membayangkan plot video. Pemerannya beberapa kali berubah, karena memang semua pada sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sepertinya, hanya saya yang tidak sibuk bekerja, jadi bisa konsen penuh untuk membuat video lipsync, hahaha..

Latihan mulut
Latihan mulut ini bukan perkara  mudah, mengingat lombanya adalah lomba lipsync sehingga gerakan mulut harus benar-benar tepat. Bagian sulit, seperti misalnya saat ngerap, memang susah dilakukan. Akhirnya diambil keputusan, yang penting mangapnya mirip lah,lirik ga perlu persis-persis banget, daripada stress, hahaha..

Koreografi
Saya mencari koreografi yang sederhana aja, supaya mudah untuk diikuti. Saya jadi teringat saat lomba dance setahun yang lalu, kami belajar dance sambil makan martabak, dan akhirnya kami ulangi lagi di tahun ini. Jadi yang berkesan bukan latihan dance nya, tapi martabaknya, haha. Sampai saatnya syuting, dance masih belum sempurna 100%, tapi tak apalah, toh lombanya adalah lomba lipsync, bukan dancing..

Kostum
Untuk kostum saat lagu Bahagia, kami mengikuti konsep seperti di video clip, hitam putih. Sedangkan mas OB yang sebelumnya main sinetron, pura-pura tidak punya duit, tetap berperan jadi diri mereka sehari-hari. Untuk lagu Nona Manis, hanya kepikiran kalo bajunya harus vintage, dan kemudian team bergerak cepat. Bongkar koleksi pribadi, pinjam saudara, pinjam teman pun dilakukan oleh semua anggota team. Dan hasilnya ciamik, tanpa keluar modal, kostumnya seragam dan lucu. Sedangkan untuk lagu Dessert, fokus kostum hanya di pemeran utama dengan konsep swag, sedangkan yang lain pakai kostum yang digunakan di scene sebelumnya.

Syuting
Memulai proses syuting ini cukup repot, karena setiap orang punya jadwal masing-masing. Mungkin waktu yang lowong adalah di luar jam kerja, tapi malah sayanya yang ga bisa. Sejak hamil dan punya bayi, saya lebih memilih untuk tenggo. Tenggo saja, sampai rumahnya malam banget, gimana kalo ga tenggo, haha..
Syuting tidak dilakukan dalam 1 hari, tapi dicicil kalau pemerannya sedang tidak sibuk. Syuting ini dilakukan sampai dengan 1 hari sebelum dead line pengumpulan video. Mood saya sampai meninggi karena saat syuting adegan harus beberapa kali diulang karena kurang presisi gerakan mulutnya. Diburu deadline, kesabaran saya pun mulai habis. Jadi mohon maaf kepada semua pemeran yaaa, kalau di hari terakhir syuting saya jadi judes, hahaha. Ternyata , jadi sutradara dan merangkap cameramen itu perlu kesabaran ekstra ya. Saluuuttt kepada kedua profesi itu..
Kalau lagi bagian saya yang disyuting, maka kameraman nya adalah mas suami atau teman yang lain

Editing
Untungnya untuk proses edit video sudah saya cicil sebelumnya, kalau nggak mah, ga bakal selesai sesuai due date dari panitia. Setau saya, batas terakhir pengumpulan video adalah jam 4 sore, sesuai jam yang ditentukan di due date pengumpulan sebelum diundur. Pagi-pagi saya tanya ke panitia, eh ternyata jam 12 siang. Waaahhh, saya langsung teriak ke teman-teman, tidak boleh ada seorang pun yang ngajak saya ngomong atau pengen lihat progress video. Nanti saja kalau sudah jadi, baru puas-puasin nonton deh, haha..
Karena keterbatasan tools, saya mengedit video di komputer kantor dengan menggunakan Windows Movie Maker dan head set pinjem temen untuk cek presisi gerakan mulut dan lagu pada video. Alhamdulillah video bisa selesai jam 11.30. Paralel file dikirim melalui lync, OB kami meluncur untuk mengirimkan flash disk ke panitia. File yg dikirim dalam bentuk mkv, karena saya coba untuk convert ke mp4 dengan aplikasi online kok gagal melulu. Untung nya lagi, panitia mau menerima file video tersebut.

Daaann, videonya bisa dilihat di bawah ini.


Sebenarnya kalau tidak diburu waktu, masih ada beberapa bagian yang bisa saya bagusin lagi. Tapi ya sudahlah, untuk ukuran project video clip pertama, saya cukup puas kok.

Hari-hari pun berlalu. Kami deg-deg ser karena ada info kalau cabang lain pun video nya pada bagus. Ya sudah lah, mari kita berserah ke rejeki saja, kalau sudah rejeki, pasti menang kok.

Dan datanglah hari itu, 16 September 2016, video kami diumumkan sebagai juara 1 dari seluruh cabang yang berkompetisi, alhamdulillaaaahhh, senangnya. Meskipun ga ikutan naik panggung untuk menerima hadiah, tetapi tahu kalau hasil kerja kita dinilai bagus juga oleh orang lain, kok rasanya senang sekali ya, hehe. Jadi makin semangat untuk berkarya dan membuat project-project yang lain..

Dan The Tends menang karena kompak, mayoritas mau ikutan repot dari awal sampai akhir, salut..


Hidup kompaaakkk!!!

Selasa, 13 September 2016

Decoupage

Kalau diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Decoupage, decoupage adalah “the art of decorating an object by gluing colored paper cutouts onto it in combination with special paint effects, gold leaf and other decorative elements”. Saya mulai tertarik dengan decoupage ketika lagi getol-getolnya melihat drama Korea. Saya perhatikan kok furniture di rumah-rumah Korea banyak yang menggunakan ornamen bunga di pojok sana dan pojok sini, simple tapi cantik.

Sampai kemudian, ketika buka-buka ig, saya melihat ada toko yang menjual aksesoris rumah yang mirip dengan yang saya lihat di drama Korea, nama ig nya leatique_deco. Dan kemudian ngiler, dan kemudian beli salah satu produknya yaitu rak gantung. Meskipun awalnya bingung mau ditempatkan di mana, tetapi the power of kepepet karena sudah terlanjur membeli barang akhirnya membuat saya berpikir kreatif dan memposisikannya di lokasi yang pas. Rak inipun akhirnya berguna sebagai tempat obat-obatan, teh kopi serta untuk menggantung mug. Sampai di situpun saya masih belum tahu bagaimana cara membuat dekorasi sebagus itu.

Suatu hari, saya membaca postingan teman saya di path, dia sedang mengikuti suatu pelatihan, namanya pelatihan decoupage. Dan ketika melihat gambar-gambarnya, saya baru paham bahwa dekorasi yang saya sukai ternyata bernama decoupage. Pengen banget bisa bikinnya.

Sampai akhirnya suatu hari, pengurus masjid di cluster saya, masjid Saifillah, membuat acara workshop untuk membuat kerajinan decoupage. Sayapun langsung mendaftar.

Dan ternyata membuat kerajinan decoupage itu mudah, modalnya hanya tlaten, hehe..
Caranya:
  • Gunting tisu, sesuai dengan desain yang akan dibuat. Motif yang saya pilih adalah sakura dan kupu-kupu yang bentuknya kecil-kecil, jadi saat memotongnya memang harus extra sabar

  • Susun tisu yang sudah digunting di atas media, kemudian foto supaya kita tidak lupa posisi desain yang telah kita rencanakan

  • Buang lapisan bawah tisu, sampai yang tersisa hanya lapisan yang ada gambarnya saja
  • Lapisi media dengan lem, dan kemudian tempel tisu sesuai desain
  • Tekan halus tisu yang telah ditempel dengan sponge, supaya tisu menempel dengan baik di media, usahakan tidak ada lendutan dan semua tisu tertempel rata
  • Kalau sudah rata, lapisi lagi dengan lem, keringkan, bisa dengan sinar matahari atau hair dryer

  • Dan jika sudah kering, maka lapisi seluruh bagian media dengan cairan furnish, keringkan
Jadi deehhh. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini.

Selain di media anyaman, decoupage dapat juga dilakukan di kayu, kulit, bahkan kanvas.
Mudah kan? Selamat mencobaa..

Kamis, 01 September 2016

Mimpi yang jadi nyata ..

Saya adalah seorang pemimpi. Paling tidak itu yang dikatakan oleh mama, bapak, mas suami dan keluarga saya. Dan kalau sudah punya keinginan, biasanya akan keukeuh sumekeuh untuk mengejar tercapainya keinginan itu. Dan belakangan, ternyata teman masa muda saya (ciiiee, yang udah tua, hehe), bercerita bahwa dia memiliki pendapat yang sama tentang saya, dia ingat beberapa mimpi saya saat SMA. Dan, saya setuju, saya memang seorang pemimpi, hehe..

Disebut sebagai seorang pemimpi, karena seringkali, saya punya keinginan yang melebihi batas pada kondisi saat itu. Seperti misalnya, sepulangnya saya dari mengikuti Youth Choir Festival di Osaka Jepang saat SD, saya punya keinginan bahwa suatu hari saya harus bisa ke Jepang lagi. Kalau dipikir dengan logika, ya bagaimana bisa, wong keluarga saya hanya keluarga sederhana. Saya juga masih sekolah, mau nabung ya darimana, uang saku mepet, sebagian besar sudah habis untuk bayar angkot, mau makan siang di kampus aja saya mikir-mikir dulu. Eh ternyata kampus saya punya program Academic Exchange dengan University of Miyazaky Jepang. Sayapun ikut seleksi dan lulus, maka berangkatlah saya ke Jepang untuk kedua kalinya tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Bonusnya, pulang dari Jepang eh masuk koran ;-)

Artikel di Malang Pos, 2005

Begitupun saat punya keinginan untuk cum laude, demi mewujudkan mimpi Bapak saya. Saat itu sudah semester 7 dan IPK saya masih 3.3. Rasanya tidak mungkin untuk lulus dengan predikat cum laude dengan sisa 3 semester. Akhirnya saya coba kalkulasi dan mengulang beberapa mata kuliah yang saya yakin bisa dapat nilai A. Cum laude pun tercapai di semester 9 dengan IPK mepet 3,514 dan Alhamdulillah dapat bonus gelar sebagai Lulusan Terbaik se-Fakultas Teknik.

Nomor Urut Ijazah Lulusan Terbaik adalah 001
Coba lihat mata Bapak saya, setelah acara wisuda pun masih berkaca-kaca saking bahagianya..

Saat masih kuliah, saya punya tekad harus kerja di Jakarta. Saya ingin menghadapi tantangan baru, keluar dari Malang. Eh Alhamdulillah terwujud juga. Meskipun harus dengan bonceng motor mas suami yang saat itu masih berstatus sebagai pacar untuk tes di Surabaya, kami istirahat siang di masjid, numpang nginap di rumah teman, tapi perjuangan terbayar lunas. Saya diterima bekerja di perusaahan dimana di situlah tes kerja saya lakukan untuk pertama kali. Dan bekerjalah saya di kota impian saya, Jakarta. Meskipun harus pulang pergi naik kopaja, yang goncangannya bisa membuat organ dalam teraduk-aduk, tapi saya senang. Percaya gak, kalau saya sering ketiduran di kopaja? ;-)

Jaman masih kurus, baru masuk kerja dan dijadikan model sales kit

Begitu pula saat saya punya mimpi, pengen punya suami orang Kalimantan, karena katanya cowok Kalimantan itu orangnya romantis, eh jadi kenyataan. Meskipun romantisnya tidak terwujud, tapi orang Kalimantannya kesampaian. Romantis diganti Allah dengan kesabaran luar biasa dari mas suami.

Selfie bersama mas suami di Pasar Terapung, Banjarmasin

Traveling ke Eropa, mengunjungi menara Eiffel, juga adalah mimpi saya yang awalnya seperti tidak mungkin akan tercapai. Berani-beraninya seorang anak yang lahir di gang kecil Betek kok pengen pergi ke Eropa. Hanya saja, entah bagaimana caranya, perlahan mimpi itu terwujud dengan sendirinya. Saya sampai berkaca-kaca terharu saat berjalan mendekati menara Eiffel, 1.5 tahun yang lalu, sambil beberapa kali berbisik ke mas suami “Alhamdulillah mas, ini beneran ya?”

Makin mendekati Eiffel makin deg-degan..

Dan mimpi saya yang saat itu rasanya sulit dan tidak tahu kapan akan tercapainya adalah punya anak. Tapi yang namanya pemimpi ya, saya keukeuh aja, yakin kalau suatu hari Allah akan mewujudkannya. Saking yakinnya, sejak lama saya sudah mempersiapkan nama, tetapi hanya nama bayi wanita. Nama itu saya ambil dari bahasa Jepang, karena saya memang suka banget dengan Jepang. Arti namanya dalam bahasa Jepang adalah "lovely; companion; splendor; flower; petal". Ternyata nama ini juga mempunyai arti dalam bahasa Spanyol yaitu penguasa rumah, pelindung yang kuat. Saya simpan nama ini baik-baik. Beberapa kali gagal program, berhasil hamil dan kemudian keguguran, sampai kemudian saya hamil lagi, nama ini tetap terpatri di hati dan pikiran saya.

Sampai akhirnya, Allah yang sungguh baik, dengan segala kuasaNya, sekali lagi mewujudkan mimpi saya dan mas suami. Setelah perjuangan panjang 8 tahun, bayi wanita mungil itu lahir. Bayi yang menjadi anugerah terindah dalam hidup kami. Bayi yang menambah keceriaan di rumah kami. Bayi yang menjadi pelengkap kebahagiaan hidup kami. Bayi yang juga menjadi pengisi kekosongan hati Uti setelah hampir 3 tahun Bapak pergi dipanggil Allah. 

Dan hari ini, Alhamdulillah bayi itu genap berumur 7 bulan, sehat dan ceria.
Bayi itu bernama Reika, mimpi yang jadi nyata..

Reika saat berumur 6 bulan

Senin, 22 Agustus 2016

Nanas


Nanas ini ditanam di halaman rumah lebih dari setahun yang lalu. Waktu itu iseng2, nanas yang buahnya saya jadikan sarapan, ujung atasnya ditanam di tanah, siapa tahu berbuah..

Tiap hari disiram, tapi kok ya tidak menunjukkan tanda2 akan berbuah. Daunnya saja yang semakin panjang dan kadang tidak sengaja kaki kami tergores ketika lewat di dekat daunnya yg tajam..

Sampai akhirnya sekitar 2 minggu yang lalu, buahnya mulai muncul dan semakin besar..

Itulah, seperti dalam hidup, kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berbuah manis. Yang penting terus berusaha, sabar menanti hasil dan ikhlas menerima apapun hasilnya. Ucapan adalah doa, so keep positif thinking and talking.. 

Jumat, 05 Agustus 2016

Smoothing dan rambut bercabang

Saat mau menulis artikel ini, saya ketawa sendiri. Kayaknya artikel smoothing dan rambut bercabang ini  tidak terlalu penting untuk ditulis, tapi cukup penting untuk diketahui sih. *ngotot, hahaha..

Jadi, sejak saya baligh, pertumbuhan rambut saya berubah, dari lurus mengembang menjadi keriting. Keritingnya itu cukup halus. Sepertinya, menurun dari Bapak saya yang dipanggil Ambon oleh teman-temannya. Kalau rambut saya menurun dari Bapak yang julukannya Ambon, jadi kebayang kan, sekeriting apa rambut saya? Hihii..

Nah, rupanya saya yang dulu kurang pede dengan rambut keriting ini. Terlebih karena menurut saya bentuk keritingnya kurang indah, dan tidak merata. Walaupun sudah mandi, masih kelihatan korep (korep itu adalah bahasa Jawa yang artinya kucel karena belum mandi). Jadilah sejak SMA saya mulai kenal salon, saya rajin meluruskan rambut saya, atau yang kini lebih dikenal dengan istilah rebonding atau smoothing. Kalau dulu, caranya adalah dengan menggunakan papan plastik. Jadi rambut diberi obat pelurus dan di bawahnya diberi papan plastik, kemudian rambut disisir sampai lengket di papan plastik tersebut, dan menunggu dengan sabar sampai 1 jam an. Karena rambut saya panjang dan tebal, maka jumlah papannya banyak. Sampai pernah lho, setelah proses pelurusan rambut, saya sampai muntah-muntah saking capeknya. Ya, beauty emang pain yaaa.. ;-)

*Btw, saya coba googling foto proses pelurusan rambut dengan papan ini, tapi ga ketemu lho, haha.. saking primitifnya kali ya.. ;-)*

Masa kuliah, mulai muncul teknologi baru, yaitu rebonding atau smoothing rambut dengan catok. Tetap memakan waktu lama, tapi beban di kepala tidak seberat metode sebelumnya. Untuk rambut saya, biasanya membutuhkan waktu 4-5 jam. Saya ketagihan meluruskan rambut dengan metode ini, bahkan bisa sampai 3  bulan sekali. Uangnya dari mana? Dari gaji saya ngeband, hehe. Di Malang, biasanya saya melakukan proses rebonding atau smoothing rambut di Salon Santi, salon khusus wanita yg lokasinya di ruko-ruko jalan Borobudur. Sampai sekarang, kakak saya masih langganan smoothing di sana.

*Apa sih beda rebonding dengan smoothing? Kalau kata mbak-mbak salon, bedanya ada di jenis obatnya. Obat smoothing lebih bagus dan mahal. Kemudian saat proses pencatokan, kalau rebonding rambutnya diambil sedikit-sedikit, sedangkan kalau smoothing diambilnya agak banyakan. Dan saya lebih memilih smoothing karena kalau rebonding, kata keluarga saya, saya jadi kayak tikus kecemplung got. Demikian sekilas info..*
Kombinasi antara rambut lurus dan bercabang

Ketika mulai bekerja, dan masih menumpang di rumah tante, saya kesulitan untuk menemukan salon yang cocok. Sehingga saya meluruskan rambut hanya jika sedang mudik. Sejak pindah rumah, mau tidak mau saya harus cari salon yang cocok karena saya akan tinggal di sini lama. Akhirnya ketemulah Salon Cantik di Ruko Tol Boulevard BSD City. Kini frekuensi meluruskan rambut menurun, bisa sampai 1 tahun sekali, tampaknya saya sudah mulai pede dengan rambut yang agak mengembang atau memang sudah agak tidak peduli karena sudah laku, haha. Saya hanya tinggal tunggu kode dari mas suami. Kalau saat bangun tidur dia sudah bilang “Rambutmu udah kaya Singo Edan”, nah itu tandanya saya sudah harus segera smoothing rambut saya, hehe..
Kalo ekspresinya masih begini mah, berarti rambut saya masih ok ;-)

Kondisi rambut yang sering terkena obat pelurus membuat rambut saya cenderung kering dan ujungnya bercabang. Meskipun rajin perawatan dan trim rambut, cabang ini selalu ada. Saya sampai bingung bagaimana solusinya, karena menurut saya cukup menganggu penampilan.

Sampai akhirnya, entah saya baca atau dapat info dari mana, ada tips yang menarik, bahwa rambut bercabang bisa dihindari dengan MENGIKAT RAMBUT SAAT MANDI SEHINGGA TIDAK TERKENA SABUN. Simple banget lho tips nya..

Kemudian saya coba deh, setiap kali saya mandi, rambut selalu diikat ke atas. Ketika setelah kramas pun, saat sedang menggunakan sabun di badan, rambut tetap saya ikat ke atas. Sehingga rambut tidak terkena sabun sama sekali. Trim rambut juga rajin dilakukan untuk menghilangkan rambut yang sudah terlanjur bercabang..

Eeehhh, BERHASIL..!!!
Rambut saya sekarang tidak ada yang bercabang lagi meskipun sering smoothing.

Selamat mencoba..

Kamis, 04 Agustus 2016

Car seat yang bagus

Urusan stroller selesai, kebingungan selanjutnya adalah saat memilih car seat yang bagus. Secara untuk anak yang sudah diidam-idamkan sejak lama ya, pasti kami menginginkan yang terbaik. Bukan hanya saat memilih, tapi akan menggunakan car seat atau tidak, membutuhkan waktu juga untuk pengambilan keputusan. Kalau dirangkum, begini nih pendapat orang di luar sana:
  • Ah, ngapain pake car seat, mahaall!
  • Paling cuma dipake bentar, sayang ah..
  • Kamu mah ga perlu pake car seat, kan kamu ga nyetir, jadi anaknya bisa kamu pangku
  • Kok tega sih, anak masih bayi dibiarkan duduk di car seat

Hhhhmmm, pendapat orang memang macam-macam yaa. Tapi kali ini, prioritas kami adalah keamanan dan kenyamanan anak. Karena car seat bukan seperti stroller yang pengendalinya adalah orang tua, maka kali ini kenyamanan orang tua jadi prioritas terakhir.

Dan kalau saya perhatikan, anak teman saya yang rajin pakai car seat dari kecil, ternyata memang lebih anteng dan disiplin saat di mobil. Tidak suka mainan handle pintu mobil, tidak suka pengen pindah-pindah dari bangku belakang ke depan dan sebaliknya, dan saking nyamannya, mereka sering tertidur di perjalanan. Jadi keputusannya adalah, pakai car seat.

Pe-er nya adalah, bagaimana mencari car seat yang bagus? Pengalaman mencari stroller membuat saya lebih aware dengan petunjuk dari alam semesta. Saya suka mantengin upload-an teman di medsos yang kebetulan fotonya adalah foto anaknya yang sedang duduk di car seat. Biasanya saya zoom dan cari apa merk nya, haha. Tak lupa saya juga cari info ke teman saya dan juga browsing. Didapatlah merk Maxi Cosi, harganya memang sesuai dengan kualitasnya sih. Kemudian kami coba window shopping ke beberapa toko bayi, ketemulah dengan merk Joie. Tampilannya bagus dan terlihat sangat nyaman. Harganya pun relative lebih murah daripada Maxi Cosi. Kandidat ketiga adalah car seat merk Combi, merknya sama seperti stroller yang sebelumnya kami beli. Harga unda undi dengan Maxi Cosi. Tapi kemudian galau, kok harga car seat malah lebih mahal daripada strollernya, hahaha..


Sayangnya, pe-er mencari car seat belum selesai sampai dengan waktunya saya melahirkan. Sehingga saat pulang dari rumah sakit, kontrol ke rumah sakit dan jalan-jalan pertama kami ke mall, Reika masih digendong. Untungnya, hal ini tidak perlu dilakukan terlalu lama. Saat Reika ngemol pertama kali, Alhamdulillah kami menemukan car seat yang bagus.

Kriteria bagus itu seperti apa? Bagi kami, sedikit agak mahal tidak apa-apa yang penting bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, kami memilih car seat yang bisa digunakan sejak bayi sampai dengan Reika besar, sehingga nantinya tidak perlu ganti car seat lagi. Dan yang kedua, Reika nyaman duduk di car seat tersebut.

Bagaimana kita tahu Reika akan nyaman atau tidak, ya langsung saja kita coba Reika duduk di car seat yang akan dibeli. Kebetulan di mall yang pertama kami datangi, yaitu Senayan City, ada toko The Children’s Store yang menjual produk Combi. Kami mampir ke sana dan Reika mencoba duduk di salah satu car seat, eh Reika nyaman lhooo..

Reika, 41 hari, sedang mencoba car seat

Akhirnya kami memilih car seat tersebut, Alhamdulillah sedang ada diskon. Car seat yang kami pilih adalah Combi MALGOTT S dengan feature di bawah ini:
  • Applicable Age 0 - 25Kg (Newborn to approx. 7 years old)
  • Weight 7.3kg
  • Size Rear-facing mode W510 x D790~890 x H530~630mm, Forward-facing mode W510 x D625 x H665~825mm
  • Just-Fit Headrest. Headrest is adjustable up to 13 different positions according to different growth stages. Shoulder belts are inter-linked and will adjust automatically without complicated settings.
  • Dacco Seat. The dacco seating system replicates a parent's cuddle which is the most comfortable and natural position. It helps minimizing the body stress effectively, secures the baby in the unique position and yet allows baby to move the arms and legs freely.
  • Ventilation system. Heat absorbent and moisture free material is used. The base has air gate design which brings great comfort to baby.
  • Air-Through cushion. Soft cushion with 3Dmesh design to enhance ventilation and improve sitting experience.

Saat car seat dipasang di mobil dan Reika duduk di sana untuk pertama kalinya, Reika menangis. Mas suami dan Uti sempat tidak tega. Setelah saya nenenin, saya coba lagi untuk mendudukkan Reika di car seat, daaannnn dia nyaman. Berarti penyebab nangisnya bukan karena tidak nyaman, tetapi karena memang Reika sedang lapar. Percobaan-percobaan selanjutnya lancar dan Reika selalu tertidur di jalan. Kali ini, Reika jadi mirip sama mamanya yang selalu pelor di mobil, haha..


Sampai dengan berat 9kg, posisi car seat diarahkan membelakangi tempat duduk depan, supaya jika ada hentakan, arah lehernya adalah ke sandaran dan bukan ke arah depan Reika. Saat ini berat Reika masih 8.3kg, jadi ga sampai 1kg lagi, Reika bisa menghadap depan dan melihat pemandangan yang sama dengan kami.

Kalau ada pertanyaan, pernah tidak Reika di dalam mobil tapi tidak duduk di car seat? Pasti pernah, karena tidak semua kondisi bisa ideal. Reika akan berpisah dari car seat kesayangannya jika, sedang nenen, naik mobil dengan tujuan jarak yang sangat dekat, atau ketika mobil penuh karena kami pergi dengan keluarga yang sedang berkunjung.

So, selamat hunting car seat yang bagus yaa. Tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Tapi menurut saya, worth it banget deh. Aman dan nyaman untuk anak, serta nyaman juga untuk orang tua karena tidak perlu memangku sepanjang jalan. ;-)

Kamis, 21 Juli 2016

Stroller Idaman


Hamil, apalagi anak pertama, pasti membuat calon orang tua dan semua keluarga excited, terutama ibunya. Dan itulah yang terjadi pada saya. Ditambah, anak yang dikandung sudah diperjuangkan dan ditunggu selama 8 taun. Wuih, excited nya bukan kepalang.

Selama ini setiap lewat toko perlengkapan bayi dan anak, saya hanya bisa liat-liat, bilang ke mas suami “ini lucuuuu yaaaa..”, tanpa tahu kapan bisa membeli barang yang lucu-lucu itu. Paling akhirnya cari pelampiasan, belanja di toko tersebut, tapi buat ponakan atau buat kado anaknya temen. Nah, pas udah hamil beneran, makin membuncahlah keinginan saya untuk belanja, “udah ada alasan tepat nih”, batin saya, haha..

Waktu itu kehamilan saya baru 5 bulan, dan kebetulan saya dan mas suami sedang menemani keluarga dari Kalimantan yang sedang jalan-jalan di Bandung. Kami pergi ke toko langganan saya, FO Anak Kecil. Meskipun udah ditahan-tahan sekuat tenaga nih, karena katanya ga boleh belanja dulu sebelum kehamilan menginjak 7 bulan, tapi saya ga kuat, pertahanan saya runtuh. Pun ketika saya menemukan akun instagram @littlebathi, yang beli bajunya bisa pre order ukuran dan modelnya lucu-lucu, saya ga kuat lagi. Bahkan saya sudah pesan baju untuk kalo Reika nanti sudah berumur 1 tahun, haha..

Tuh, lucu kaann, siapa yg bisa tahan liat baju anak lucu kaya ginii...

Tapi kemudian ada yang mengingatkan, ga usah beli baju banyak-banyak, nanti pasti dapet deh dari kado. Baiklah, saya menurut. Dan memang benar, Reika dapat kado baju cukup banyak. Sedangkan pertumbuhan bayi itu cepat dan keluar rumahnya jarang, sehingga baju baru dipakai 2-3 kali, eh sudah tidak muat lagi.

Akhirnya saya fokus untuk mencari perlengkapan bayi yang lain, fokus pertama adalah stroller. Setelah saya coba browsing-browsing, ternyata cari stroller yang ok itu banyak syaratnya yaa..
  • Enteng
  • Tempat buat tiduran bayinya empuk
  • Tempat duduk bayi bisa sampai rebah
  • Ada 5 langkah keamanan untuk safety belt nya
  • Bisa diatur supaya bayinya menghadap kita atau menghadap ke depan
  • Pegangan tangan untuk dorong stroller bisa disesuaikan tingginya, jadi orang tua atau siapapun yang akan mendorong, merasa nyaman
  • Roda yang kokoh dan bisa berputar 360 derajat
  • Skok nya ok sehingga bayi tidak terguncang-guncang
  • Ketika dilipat, ringkes dan bisa masuk di bagasi atau bagian belakang mobil
  • Harga murah

Sayangnya, cari kombinasi semua syarat di atas di 1 stroller akan susah. Kalaupun poin 1 sampai 9 terpenuhi, poin 10 ga mungkin, karena secanggih itu mana mungkin murah, haha. Jadi saya berusaha mempersempit syarat. Kalau semua syarat memenuhi, tapi stroller tidak enteng, maka saya tidak akan beli. Curang juga ya mamanya, lebih mengutamakan kenyamanannya daripada kenyamanan bayinya, haha. Bukan sih, bukan begitu, tapi lebih karena, kalau saya tidak nyaman membawa stroller ini kemana-mana, bisa-bisa nantinya stroller hanya teronggok di pojokan rumah. Jadi prioritasnya, kenyamanan orang tua, keamanan anak dan kemudian kenyamanan anak.

Setelah melalui browsing-browsing, tanya-tanya ke teman, dan menganalisa keinginan, akhirnya mengerucut lah ke 3 merk, Aprica, Easy Walker dan Silver Cross. Mulailah saya membuat list feature nya, di mana saja bisa dibeli baik secara online ataupun toko fisik, berapa perbandingan harganya di setiap toko, sampai menyusun jadwal kira-kira kapan akan lihat barangnya langsung.

Tiba-tiba saya teringat..

Di tahun 2012, saya pernah traveling ke Jepang bersama suami, salah satu tujuannya adalah Universal Studio di Osaka. Saat di sana, saya bertemu dengan grup ibu-ibu yang anaknya pakai stroller semua. Saking saya merasa itu unik, maka saya mengajak mereka untuk berfoto bersama. Saya cari foto nya dan ketemu, di bawah ini..
Mahmud nya Jepang..

Kemudian foto itu saya zoom, saya pengen lihat apa merk stroller nya. Ternyata semua stroller, merk nya Combi, dengan beberapa type yang berbeda.

Wah, clue nih, saya yakin mereka punya alasan khusus mengapa memilih Combi. Setelah saya coba browsing lagi, ternyata memang merk ini popular di Jepang, karena beberapa alasan:
  • Enteng. Orang Jepang suka menggunakan transportasi umum. Kalo strollernya berat, kebayang dong repotnya naik turun kereta atau naik turun tangga di stasiun
  • Bisa berdiri saat kondisinya terlipat. Feature ini mempermudah ketika menempatkan stroller di dalam kereta
  • Mudah dilipat dan ringkes. Orang Jepang suka yang praktis. Mobil di Jepang pun kebanyakan berukuran kecil, sehingga stroller yang saat dilipat jadi ringkes, pasti jadi pilihan
Saya memang agak Jepang minded, dan menurut saya orang Jepang punya selera yang bagus dalam memilih barang, sehingga kali inipun saya mengikuti insting saya. Akhirnya saya fokus pada Combi. PR selanjutnya adalah memilih typenya.

Setelah coba cek lagi di syarat yang telah saya jelaskan di awal tulisan, maka kami memilih type Well Comfort. Setelah cari-cari di beberapa tempat, ternyata warna yang kami inginkan, stoknya kosong. Ah, sebelnya sama kaya saat cari sepatu, biasanya model yg kita suka eh nomernya ga ada, hiks..

Akhirnya kami mempertimbangkan untuk mencari type yang lain, dan ketemulah Combi Cozy. Feature hampir sama dengan Well Comfort, hanya beratnya lebih berat 3 ons saja. Warnanya juga ok, merah hitam, matching dengan diapers bag yang sudah dibeli duluan. Kami membelinya di Aeon, dan saat kami beli, kebetulan untuk semua merk Combi sedang diskon 30%, Alhamdulillah.. Beginilah penampakannya..


Dan di bawah ini feature nya:
  • Recommended Age: From newborn up to 15kg.(approx. 3 to 4 yrs old)
  • Ultralight weight: 4.9kg
  • Wide and comfortable seat
  • 170 degree full reclining seat
  • Shock absorbance structure
  • Automatically stored backrest
  • Convenient one – hand operation
  • Reversible handle
  • Front guard & Front suspension
  • Soft, washable seat fabric
Reika pertama kali menggunakan stroller untuk jalan-jalan di mall saat dia berusia 41 hari. Saat itu dia terlihat agak tidak nyaman, entah karena strollernya atau memang dia masih menyesuaikan diri dengan dunia luar. Tapi setelah pemakaian kedua, baik jalan-jalan keliling komplek ataupun di mall, dia nyaman kok. Kalau sedang terjaga, sambil ketawa-tawa. Kalau sedang tidur, eh pules banget. Asal, perutnya kenyang, hehe..

Untuk kekurangannya dengan kondisi kami, ada 2 yang bisa saya sebutkan:
  • Ternyata saat dilipat, tidak terlalu tipis. Sehingga saat ditempatkan di bagian belakang mobil, sandaran kursi bagian belakang tidak bisa sampai klek, harus mengikuti posisi setelah stroller ditempatkan di sana
  • Saking entengnya, ketika stroller kosong dan arah pegangan ada di belakang bayi, dan diapers bag digantung di pegangan itu, strollernya jadi oleng
Kalau posisinya seperti ini, stroller stabil..
  • Entah kenapa, kalau saya yang dorong, kok arahnya ke kanan melulu. Tapi ketika suami yang dorong, normal-normal saja. Khusus poin ini, rasanya lebih tepat kalau dibilang sebagai kekurangan saya, bukan kekurangan strollernya, hihiii..
So far, Combi Cozy ini cukup ok buat kami dan Reika. Uti pun bisa dengan mudah menggunakannya. Saya sama sekali tidak terpikir untuk mencoba dan membeli stroller yang lain.

Moral of the story is, bahwa mungkin ada kejadian di masa lalu, yang akan jadi petunjuk untuk masa depan kita. Capek-capek saya research, eh ternyata hanya karena foto, akhirnya ketemu apa yang dimau.

Buat yang lagi hunting stroller, selamat hunting yaaa, seruuuu.. ;-)