Jumat, 27 November 2015

Nasi Jagung

Iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek Nasi Jagung
sampek tuek, sampek nenek, trio macan tetap disanjung
iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek nasi gule
sampek tuek, sampek nenek, trio macan tetap oke

*nulis sambil nyanyi sambil joged, haha..

Saya bukan mau bahas lagunya sih, apalagi Trio Macan nya. Tapi di postingan ini saya akan membahas mengenai Nasi Jagung.

Kalau dari Wikipedia, definisi Nasi Jagung adalah di bawah ini:
Nasi Jagung (Nasek empog) adalah suatu makanan khas Indonesia yang terbuat dari jagung sebagai bahan dasarnya.[1] Jagung yang digunakan dalam membuat nasi jagung adalah jagung yang sudah tua atau dikenal dengan istilah jagung pipil.[1] Di pasaran jagung pipil tersebut mudah ditemukan karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan harga jagung manis atau pun jagung muda.[1] Nasi jagung sama dengan nasi putih biasa dimakan dengan lauk-pauk lainnya.[1]

Lebih lengkapnya bisa dibaca di link di bawah ini:

Setau saya, asal Nasi Jagung adalah dari Madura, secara memang makanan pokok penduduk Madura adalah jagung. Tapi, penjual Nasi Jagung ini mudah ditemui di Malang lho. Sebenarnya sih, di Malang memang mudah menemukan jenis makanan dari kota lain, baik kota lain di Jawa Timur, ataupun kota lain di luar Jawa Timur. Mungkin karena memang letak Malang yang ada di tengah-tengah area Jawa Timur, mungkin karena Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur, mungkin juga karena banyak pendatang dari berbagai daerah, yang menyebabkan jenis makanan di Malang beragam juga.

Selama saya masih tinggal di Malang, sebenarnya saya biasa-biasa saja sama Nasi Jagung ini. Suka ya suka, tapi tidak terlalu menggebu-gebu. Tetapi sejak tidak tinggal di Malang lagi, saya kok jadi sering kangen berat sama Nasi Jagung. Mencari Nasi Jagung di Jakarta atau Tangsel tempat tinggal saya sekarang ini, tidaklah mudah. Alhasil, setiap kali saya mudik, hampir tiap hari saya makan Nasi Jagung. Bahkan, biasanya saya bungkus beberapa, untuk dibawa balik ke Jakarta.

Nasi Jagung favorit saya di Malang, saya beli di dalam Pasar Oro-Oro Dowo. Ibu penjualnya adalah langganan Bapak dan Mama saya sejak saya kecil. Kalau dulu, biasanya saya hanya dibelikan dan dibawakan pulang, tanpa tahu dimana tepatnya Nasi Jagung tersebut dibeli. Karena memang, saya tidak suka masuk pasar tradisional, karena alasan becek, bau dan lain-lain. Gaya ya, hhaha. Tapi sekarang, setiap beli Nasi Jagung, saya berangkat sendiri dengan penuh semangat.. ;-)

Di bawah ini adalah penampakan Nasi Jagungnya. Dengan harga hanya 6 ribu rupiah (terakhir saya beli di Juli 2015), sudah terasa kenyang dan nikmat. Selain Nasi Jagung itu sendiri, dalam sebungkus paket Nasi Jagung didampingi oleh:
  1. Jangan tempe kacang+tahu pedes. Kalau di Malang, masakan berkuah seringkali disebut dengan “jangan”. Kalau bahasa Indonesianya, “sayur” kali ya. Contohnya begini : kalau bahasa Indonesia nya Sayur Asam, maka bahasa Malangnya adalah Jangan Asem. kalau bahasa Indonesia nya Sayur Lodeh, maka bahasa Malangnya adalah Jangan Lodeh, begituu..
  2. Jangan Tewel. Tewel adalah bahasa Jawa dari nangka muda
  3. Urap. Urap itu adalah sayuran rebus, dan dicampur dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui dan dikukus
  4. Ikan asin. Ikan asinnya bukan yang tipis, tapi yang bentuknya 1 ikan dengan ukuran kecil. Ikan asin ini digoreng dengan dilapisi adonan tepung.
  5. Mendol. Mendol asalnya dari tempe, yang dikukus, diberi bumbu-bumbu plus daun jeruk, dikepel-kepel dan kemudian digoreng
  6. Dan tak ketinggalan peyek. Peyeknya adalah peyek teri. Peyek sendiri beda-beda, kadang ada yang campurannya kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sampai teri. Favorit saya adalah peyek kacang tanah

Maaf fotonya agak tidak artistik, karena maklumlah, kan Nasi Jagungnya dibungkus, bukan dihidangkan di piring..
Selain menjual Nasi Jagung, ibu ini juga menjual bubur sum-sum beserta teman-temannya seperti grendul, mutiara, ketan hitam dll. Selain itu, juga ada berbagai macam bothok, termasuk bothok daun simbuk’an, yang katanya, selain rasanya enak, bisa bikin bau kentut kita semerbak, haha.
Kata mama saya, ibu ini sudah naik haji dari hasil berjualan Nasi Jagung. Ternyata bukan tukang bubur aja yang naik haji lho, tetapi penjual Nasi Jagung juga bisa. Saya rasa sih karena memang rejekinya barokah. Karena sepanjang penglihatan saya, ibu ini menjual dengan “hati”. Sepanjang membungkus makanan, beliau selalu tersenyum. Dan kalau menjualnya saja sudah sepenuh hati, saya yakin saat memasaknyapun juga demikian, makanya rasanya enak.. :-)
Sempat suatu kali, setelah Lebaran, kios ibu ini tutup, padahal saya lagi sakaw Nasi Jagung. Akhirnya berkelilinglah kami mencari Nasi Jagung. Akhirnya ketemu, di Jalan Soekarno Hatta, di sekitar depan toko kue Gaya Baru. Nasi Jagung dijual di mobil yang parkir di tepi jalan, dan harganya hanya 5 ribu. Rasanya cukup enak tetapi memang tidak seenak yang di Pasar Oro-Oro Dowo. Tapi cukuplah untuk mengobati kerinduan.
Nah Pe-eR nya adalah, gimana kalau sakaw Nasi Jagung ketika sedang tidak di Malang?
Akhirnya saya cari info tentang keberadaan Nasi Jagung ini, tentu saja inginnya di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Dan Alhamdulillah, ketemuuuuu..

Nasi Jagung menjadi salah satu menu di rumah makan Pecel Pincuk Godong Ijo yang berlokasi di Bintaro. Mereka ada 2 cabang, di sektor 1 dan sektor 9. Awalnya, karena yang muncul duluan di waze adalah rumah makan yang ada di sektor 1, maka meluncurlah kami ke sana. Saat kami pesan, eh baru tahu kalau Nasi Jagung tidak dijual di cabang yang sektor 1, kecewalah saya. Saya tetap makan sih, waktu itu akhirnya saya memilih rawon.

Tidak puas dengan pengalaman pertama, maka kami berburu lagi ke cabang satunya, yaitu cabang sektor 9. Sempat deg-degan karena saat saya pesan Nasi Jagung, mas pelayannya sempat bilang “saya tanya dulu ya bu, masih ada atau tidak”. Wah, berarti tidak selalu ada nih, pikir saya. Tapi akhirnya si mas kembali dengan wajah tersenyum, dan sayapun ikutan sumringah.
Paket Nasi Jagung dijual seharga 24 ribu. Dalam paket tersebut, Nasi Jagung ditemani dengan pepes tongkol, urap yang sayurannya lengkap banget termasuk kecipir dan genjer, tempe goreng, dan ikan asin. Tetapi sayangnya, kok ga dilengkapi sama peyek ya, haha.. Maka supaya lengkap, saya membeli peyek kacang tanah yang dijual terpisah.

Rasanya enak kok. Untuk semakin melengkapi kenikmatan makan, biasanya saya minum es kelapa muda. Rekomen deh, buat temen-temen yang suka kangen Nasi Jagung seperti saya.
Selamat mencoba.. ;-)

Kamis, 26 November 2015

Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex

Setahun belakangan ini, saya dan mas suami tertarik untuk mengikuti seminar parenting. Karena kami sadar bahwa kami tidak pernah mendapatkan ilmu untuk menjadi orang tua, dan mumpung kami belum punya anak, jadi kami bisa mempersiapkan diri kami sebaik-baiknya.

Ketertarikan pertama sebenarnya dari saya, karena jujur, saya punya kekhawatiran, apakah nanti saya bisa menjadi ibu dan membesarkan anak dengan baik. Saya khawatir, bukannya jadi ibu yang terbaik, saya malah hanya akan membuat anak saya tidak bahagia. Pas banget kemudian saya dapat info seminar parenting dari teman, dan kemudian saya mengajak mas suami ikut serta. Alhamdulillah mas suami tidak pernah menolak, bahkan ikutan excited. Dan setelah mengikuti beberapa kelas parenting, saya merasakan kepercayaan diri saya bertambah. Kini saya yakin, bahwa memang tidak perlu sempurna untuk menjadi orang tua, tapi ada baiknya jika kita mendidik anak dengan dasar ilmu.
Awal November ini, saya mengikuti seminar yang diadakan oleh Super Mom yang bertempat di Titan Center Bintaro. Pembawa materi adalah Ibu Elly Risman dengan tema Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex. Tema ini menarik untuk kami, karena kami mendapatkan anak setelah menikah cukup lama dan perjuangan yang tidak sedikit. Jadi kami khawatir, nantinya kami akan terlalu memanjakan anak yang akhirnya menyebabkan anak mengalami syndrome tersebut. Dengan mengikuti seminar ini, kami berharap dapat melakukan antisipasi, supaya hal tersebut tidak terjadi di masa yang akan datang.

Dan beberapa hari ini, beredar postingan viral di socmed, tidak tahu dari mana sumber awalnya, yang isinya adalah rangkuman dari materi beliau. Isinya cukup comprehensive dan mudah untuk dipahami, untuk lengkapnya bisa dilihat di bawah ini, dengan sedikit touch up dari saya.

***
PETER PAN & CINDERELLA SYNDROME

Menghindari perceraian dini karena Peter Pan Syndrome, Cinderella Complex dan Adversity Quotient ditentukan lewat pola asuh di rumah.

Apa itu Peter Pan dan Cinderella Syndrome? Semua berawal dari kasih sayang orang tua dan over proteksi yang tidak pada tempatnya sejak dini, sehingga membunuh kemandirian anak dan membuat rendahnya Adversity Quotient (kemampuan untuk survive dalam menghadapi masalah kehidupan).
Yang pada gilirannya akan mencetak laki-laki dengan Peter Pan Syndrome, yaitu laki-laki yang tidak pernah dewasa. Atau anak perempuan dengan Cinderella Complex yg mengharap ‘Prince Charming’ datang utk menyelamatkan-nya, karena tak mampu menghadapi kesulitan hidup akibat terlalu dilindungi.
  1. Pernahkah anda menyuapkan makanan pada anak anda yg sudah SD karena kuatir dia sakit jika tidak makan?
  2. Pernahkah anda melihat anak SD berjalan melenggang sementara Ibu/pengasuhnya membawakan tas mereka?
  3. Atau jika ditelepon anak dari sekolah karena PRnya ketinggalan, apakah anda akan ter-gopoh2 ke sekolah utk mengantarkan-nya, alih-alih menyuruhnya pulang atau membiarkannya disetrap karena kelalaian?
  4. Apakah anda membuka satu per satu buku anak utk mencari PRnya, kemudian mengoreksi PR dengan tangan anda bahkan menolong membuatkan supaya nilainya bagus?
Jika ke-empat hal di atas terjadi pada anda, maka waspadalah anda sedang menjerumuskan karakter diri anak anda. Kasih sayang yang anda berikan akan merusak kemampuannya utk survive di masa depan.

Ciri-ciri anak dengan Peter Pan Syndrome adalah:
  1.  Mereka terbiasa hidup nyaman tanpa beban tanggung jawab
  2.  Tidak suka bekerja keras
  3.  Kegiatannya banyak main-main
  4.  Tidak pernah punya tanggung jawab
  5.  Tidak bisa mandiri/dewasa
  6.  Tidak berani mengambil keputusan dan menanggung resiko
  7.  Kurang percaya diri
  8.  Enggan hidup sendiri karena mengalami ketergantungan pada orang lain
Pada anak-anak dengan pola asuh yang potensial menimbulkan Peter Pan Syndrome biasanya cenderung :
  1. Suka menentang
  2. Pemberontak
  3. Susah punya komitmen
  4. Pemarah (marah jika kemauannya tidak terpenuhi)
  5. Tidak bisa menerima kritikan
  6. Mudah sakit hati
  7. Terlalu cinta pada diri sendiri
  8. Senang memanipulasi
  9. Menolak hubungan dengan lawan jenis
Akibatnya mereka punya masalah tidah tahan terhadap invasi kekuasaan dari lingkungan, mereka tidak mampu berpikir tentang dirinya, apalagi menangani problem yg menimpa. Karena sejak kecil semua masalahnya diatasi ibu, ayah atau pengasuhnya.

Cinderella Complex biasanya menimpa anak wanita yg selalu dilindungi atau yg hidupnya dalam keadaan tertekan. Ia mengharap ada figur yg dapat menyelamatkannya di setiap masalah yg dihadapi. Tanpa berusaha utk berjuang dgn mengerahkan segenap kemampuan.

Dengan pola asuh salah, orang tua potensial membentuk karakter laki-laki dengan ciri Peter Pan akibat dimanja dan dibela setiap melakukan kesalahan, dilindungi dan dituruti keinginannya. Sementara anak perempuan dengan ciri Cinderella tidak dididik untuk menerima kenyataan hidup dan diberi banyak mimpi tentang kisah happy ending tanpa tahu bahwa happy ending adalah reward dari a long and winding journey of struggling in life.

Kedua karakter ini di masa depan akan mengkontribusi dunia dengan generasi yg memiliki AQ (Adversity Quotient) yg sangat rendah. Apabila keduanya bertemu dan menikah besar kemungkinan perceraianlah yang terjadi atau never have happy ending. Karena mereka tidak memiliki cukup AQ untuk mengupayakan kehidupan yang lebih baik. AQ adalah kecerdasan untuk bertahan dan mengatasi setiap kesulitan hidup lewat perjuangan. Dengan AQ ditentukan kadar kemampuan orang mengatasi kemelut tanpa menjadi putus asa.

Akhir-akhir ini, ESQ gencar ditingkatkan, sebagai cara melejitkan prestasi anak di masa depan lewat potensi spiritual. AQ muncul sebagai jawaban atas sedihnya hidup orang-orang yang secara karier dan materi sukses, tapi tidak dapat meraih kebahagian akibat rendahnya AQ, terutama dlm membina hubungan rumahtangga.

AQ adalah indikator untuk melihat :
  1. Kemampuan bertahan dalam setiap penderitaan dan tahu cara mengatasi situasi yg membuat penderitaan
  2. Keterampilan utk menerima & menyelesaikan setiap tantangan
  3. Ilmu tentang ketabahan manusia (Human Resillience)

Perusahaan maju mulai melihat indikator di atas sbg patokan dlm merekrut karyawan baru, selain IQ, EQ dan ESQ.

Untuk memberikan gambaran AQ ini, Stoltz meminjam terminologi para pendaki gunung. Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga jenis :
  1. Quitter (Mudah menyerah)Para quitter adalah para pekerja yg sekadar untuk bertahan hidup. Mereka gampang putus asa dan menyerah di tengah jalan saat menerima tantangan
  2. Camper (Berkemah di tengah perjalanan)Para camper lebih baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi tetap mengambil risiko yg terukur dan aman. “Ngapain capek-capek” atau “segini juga udah cukup” adalah moto para campers. Orang-orang ini sekurang-kurangnya sudah merasakan tantangan dan selangkah lebih maju dari para quitters. Sayangnya banyak potensi diri yang tidak teraktualisasikan dan yang jelas pendakian itu sebenarnya belum selesai
  3. Climber (Pendaki yg mencapai puncak)Para climber, yakni mereka yang dengan segala keberanian menghadapi risiko akan menuntaskan pekerjaannya. Mereka mampu menikmati proses menuju keberhasilan walau tahu bahwa akan banyak rintangan dan kesulitan yg menghadang. Namun, dibalik kesulitan itu ia akan mendapatkan banyak kemudahan. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi. Dengan kata lain, AQ membedakan antara para climber, camper dan quitter. AQ ternyata bukan sekadar anugerah yg bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya. Tetapi hasil terhebat akan diperoleh jika kita mampu menginstal AQ ini dalam diri putra-putri kita.

Untuk menghasilkan anak dengan ketangguhan seorang Climber yang memiliki AQ tinggi, kita harus memperhatikan 9 aspek perkembangan, yaitu:
  1. Fisik
  2. Kesehatan
  3. Daya tahan mental
  4. Kestabilan emosi
  5. Kemampuan social
  6. Keimanan
  7. Ibadah kepada Tuhan
  8. Keterampilan seksualitas
  9. Seksualitas yang normal
So Smart Parents, mau dibawa ke mana pola asuh yang anda terapkan di rumah sepenuhnya adalah hak anda. Tapi untuk menjadikan anak yang tangguh perlu banyak belajar, usaha dan sabar.

Sebelum bicara tentang AQ untuk anak kita, mari berkaca dan meyakini sudah sejauh mana kita sendiri mengembangkan AQ diri kita dan berusaha meningkatkannya.

Semoga bermanfaat.
Be Positive and Get Smarter everyday, Moms & Dads.

***
Sedangkan, untuk materi presentasi lengkapnya bisa dilihat di bawah ini.

Tambahan materi dari saya, dari apa yang saya dengar dari Bu Elly, sebelum kita ingin menerapkan ilmu parenting ke anak kita, lebih baik kita memperbaiki diri dulu. Kita harus sadar dengan Inner Child yang kita punya. Inner Child adalah suatu karakter atau kebiasaan yang terbentuk secara tidak kita sadari, akibat kejadian yang terus menerus kita alami saat kita kecil dulu, yang masuk ke alam bawah sadar kita.

Kalau memang Inner Child kita lebih condong ke hal yang negatif, maka hal tersebut harus kita perbaiki dulu. Jangan sampai hal negatif tersebut, nantinya secara tidak kita sadari, ternyata kita terapkan ke pola pengasuhan anak kita. Dan untuk  itu, kita perlu berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan kita, saling memberikan masukan, menerima masukan, dan saling mendukung untuk memperbaiki diri. Kalau dengan pasangan, ternyata kesulitan, kita bisa datang ke psikolog untuk meminta bantuan. Intinya, kita harus mau berdamai dengan masa lalu, apapun itu caranya, demi masa depan anak-anak kita..

Semoga bermanfaat.. ;-)

Jumat, 20 November 2015

Bapak, my Super Mario Bros !

Saya selalu terenyuh kalau melihat pemandangan seperti ini. Bahkan pada beberapa kejadian, saya secara tidak sadar menitikkan air mata.

Saya teringat Bapak saya..

Waktu itu sekitar tahun 1994, saya masih bersekolah di Sekolah Dasar. Seperti biasanya, saya pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ada 2 rute yang bisa dipilih. Pertama adalah rute yang melewati pedestrian di sebuah jalan besar, jalan Bandung dan jalan Bogor. Atau 1 lagi rute yang melewati perumahan penduduk, melewati jalan Banten dan jalan Pandeglang. Hari itu, saya memilih rute yang ke-2.

Bapak saya bekerja di perusahaan air minum kota Malang. Sebelum menikah, banyak pekerjaan yang sudah dilakoni Bapak, mulai di pabrik pemotongan kayu, pabrik pembalut, sampai dengan menjadi tukang becak pun pernah. Sampai kemudian, saat menikah, di usianya yang ke-29, Bapak dibantu oleh tetangga (kami tinggal di sebuah gang kecil di samping rumah besar beliau), yang saat itu menjadi kepala atau direktur (saya lupa apa tepatnya nama jabatannya) perusahaan air minum tersebut. Bapak yang lulusan STM, akhirnya dibantu dan diajak bekerja. Tapi memang mulai dari nol. Saya tidak tahu apa sebutannya, mungkin seperti teknisi gitu ya, tapi intinya, kalau ada pipa air bersih yang bocor, baik di jalan raya ataupun perumahan penduduk, maka Bapak dan teman-temannya akan menggali jalan tersebut dan memperbaiki pipa tersebut sampai tidak bocor lagi.

Dan siang itu, sepulang sekolah, kami bertemu. Dari kejauhan, saya melihat Bapak sedang menggali tanah di jalan Pandeglang. Badan Bapak basah semua, entah hanya karena terkena air bocoran pipa atau bercampur dengan peluh Bapak. Kaosnya pun kotor semua, berwarna coklat terkena noda lumpur galian tanah. Dari jauh saya berteriak memanggil Bapak, menghambur mendekati beliau dan kemudian jongkok di tepi galian tanah.

“Paaaakkk, Bapaaakkk..”, teriak saya sambil kemudian salim ke Bapak.
“Eh nduk, wis mulih a?”, Bapak menghentikan pekerjaannya sejenak dan mengajak saya ngobrol.
“Wis pak”
“Karo sopo nduk?”
“Karo koncoku pak. Heee, iki lho Bapakku..”, dengan bangganya saya mengenalkan Bapak saya ke teman saya. Waktu itu saya tidak tahu apa isi hati teman saya, apakah dia biasa saja atau malah mencibir pekerjaan Bapak saya. Tapi satu yang saya rasakan saat itu, saya bangga mengenalkan Bapak saya.

“Rek, iki lho anakku”, sekarang gantian Bapak yang mengenalkan saya ke teman-temannya.
“Pinter iki anakku, rangking 1 terus ndik kelas. Trus mariki tek budal nang Jepang”, Bapak mulai membanggakan anaknya.

Tetapi teman-temannya tidak percaya,
“Mosok anakmu pinter Mbon, lha Bapak e kok ngene? Hahahaha”.
Saking hitamnya kulit Bapak, Bapak dipanggil Ambon oleh teman-temannya. Dan teman-teman Bapak tidak percaya, bahwa Bapak yang hanya jadi tukang gali pipa bocor, bisa punya anak yang kata Bapak pintar.

“Lho, ga percoyo rek. Masio penggaweanku ngene, tapi iso rek, duwe anak pinter” kata Bapak sambil terus bercanda dengan teman-temannya. Meskipun melakukan pekerjaan berat, tetapi mereka tampak sangat kompak dan bahagia, mungkin itulah arti kesetiakawanan yang sebenarnya, susah bareng-bareng, senang ya bareng-bareng juga.

“Pak, mulih jam piro?”
“Yo engkok lek bocor e wis mari nduk”
“Yo wis pak, aku tak mulih sik yoo”
“Yo nduk, ati-ati ndik dalan yo”, saya salim lagi ke Bapak dan kemudian beranjak pergi sambil dadah-dadah. Dan saya baru bertemu dengan Bapak di rumah menjelang maghrib.

Entah kenapa, ingatan ini terus melekat di pikiran saya sampai saat ini. Mungkin karena saking senangnya dibanggakan oleh Bapak di hadapan teman-temannya, atau saking bangganya saya melihat seorang Bapak yang bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya.

Tapi satu hal yang pasti, saya tidak pernah malu, bahkan saya bangga punya Bapak yang bekerja sebagai tukang gali pipa bocor. Karena bagi saya, Bapak adalah pahlawan saya.

He was my Super Mario Bros, hehe..
*salam kangen buat Bapak..

Senin, 16 November 2015

Es Krim, slurp..

Saat cek dokter di usia kehamilan 4 bulan, di bulan September yang lalu, dokter menginfokan bahwa bayi yang ada dalam kandungan saya ukurannya agak kecil. Beratnya masih ada di skala normal tapi mendekati batas bawah. Sudah ketebak sih, karena memang peningkatan berat badan saya selama kehamilan 4 bulan, hanya 2,5 kg. Oleh karena itu, dokter memberikan tambahan vitamin dan menyarankan saya untuk banyak makan karbohidrat, dan juga yang manis-manis seperti misalnya cake atau es krim.

Alhamdulillaaaaaahhh.. Meskipun bayi kecil, saya tetap bersyukur, karena jadinya saya bisa bebas makan makanan favorit saya selama hamil, dan tidak perlu diet, hehe..

Ngomong-ngomong tentang es krim, saya sudah mencoba beberapa jenis, mulai yang rumahan sampai pabrikan, mulai yang jadul sampai dengan kekinian. Saya akan share di sini yaa, kita akan bahas sesuai tempat di mana saya mencicipinya pertama kali atau dari mana es skrim tersebut berasal.

1.  Malang
Waktu masih di Malang, mulai lahir sampai lulus kuliah, rasanya saya tidak pernah makan es krim di 2 tempat makan es krim yang paling terkenal di Malang ini. Alasannya sih simple, emang ga ada duit aja, hehe. Jadi paling mentok ya Walls atau Campina, itupun paling Paddle Pop nya Walls atau Es Kacang Hijaunya Campina (yang ini masih favorit sampai sekarang), kalau mau yang Conello atau Cornetto mesti mikir-mikir dulu. Jaman dulu, mending beli nasi lalapan daripada es krim, lebih ngenyangin. Sebagai balas dendam masa lalu, akhirnya sekarang setiap mudik, pasti saya mampir untuk icip-icip es krimnya.

Griya Eskimo
Selain menjual es krim, di sini juga menjual camilan-camilan khas Belanda, lebih ke pastry gitu deh, atau kalau orang Malang menyebutnya dengan “Grem”. Lokasi Griya Eskimo ada di Jalan Gresik, jalan kecil gitu. Tempatnya juga tidak terlalu luas. Tapi karena rasa es krim nya enak, maka menunggupun ga jadi masalah untuk saya, hehe..



Confetti
Saya pertama kali masuk di Confetti bukan untuk makan es krim, tetapi waktu itu kampus saya sedang membuat show Kerispatih, konferensi pers diadakan di Confetti dan saya menjadi MC nya. Varian dan tampilan es krim di Confetti sangat variatif dan menarik, menggoda mata banget. Tapi rasa es krim nya tidak sesuai dengan selera saya. Lokasi Confetti ada di jalan Galunggung. Selain menjual es krim, Confetti juga menjual makanan Italy seperti spaghetti, lasagna dan sejenisnya.

Mc.Cone
Karena harga yang bersahabat, maka Mc.Cone punya Mc.D lah es krim yang selalu dibeli, sejak jaman sekolah, kuliah, kerja, sampai tua eh dewasa seperti sekarang ini. Tapi bukan karena harga aja sih, rasanya juga enak, porsi juga cukup. Satu cone berdua dengan mas suami juga sudah sangat cukup, modal 5 ribu aja udah dapet romantisnya, hehe..

2. Jakarta
Jakarta, seperti kita tahu, adalah pusat kekinian. Makanan apa sih yang ga ada di Jakarta, semuaaaa ada. Termasuk es krim. Rasa apa saja, merk apa saja, semua ada. Dan di bawah ini beberapa es krim yang pernah saya cicipin. 

Gentong
Pertama kali saya ketemu es krim Gentong di mall Alam Sutra. Beberapa kali hanya lewat kedainya. Lama-lama kok tergoda juga. Akhirnya saya coba 1 scope yang rasa durian, eeennnaaaakkkkkk… Dan berlanjut dengan beli pack yang agak besaran dengan rasa Durian, Nangka dan Alpukat. Semua enak. Baru kali ini saya ketemu es krim yang cita rasanya tradisional, tetapi teksturnya internasional, lembut banget. Di dalam es krimnya juga masih ada potongan halus buah, jadi makin enaklah es krimnya. Wajib, kudu, dicoba..


Ragusa
Kedai es krim ini sudah buka di Jakarta sejak 1932, lokasinya di jalan Veteran. Sejak awal pindah Jakarta, sudah pengen nyicipin, tapi selalu gagal karena mas suami malas dengan lokasi yang agak jauh dr rumah. Sampai di hari itu, setelah pulang dr kantor Imigrasi, saya memaksa suami untuk mampir di Ragusa, hehe.. Saya suka spaghetti ice cream nya, rasanya pengen nambah. Di depan Ragusa, ada beberapa orang berjualan makanan seperti misalnya sate ayam, gado-gado, rujak juhi. Tapi sayang harga overpriced menurut saya. Yang ini juga wajib dicoba..


Haagen Dazs
Kesan pertama saya tentang Haagen Dazs adalah, mehooonngg.. Secara ya, sebelumnya hanya kenal  Walls dan Campina. Cuman memang setelah dirasa, pantes sih harganya segitu. Paling manteb kalau memanfaatkan program kartu kredit, setiap hari Senin bisa buy one get one free kalau kita menggunakan BCA Card. Biasanya saya sampai beli beberapa liter dan cup untuk varian yg tidak ada literannya. Saya paling suka yg crème brule, hanya ada di ukuran cup. Tapi sayang sekali, varian itu sekarang sudah tidak ada, hiks..

Baskin Robbins
Saya ingat betul, pertama kali makan Baskin Robbins, saat lagi sendirian nunggu teman kantor datang di Mangga Dua Square. Saat itu kami mau survey lokasi untuk acara kantor. Udara luar sangat panas. Jadi pas keluar dr taksi, masuk ke lobby, saya langsung beli es krim deh. Saat itu saya beli yg bubble gum, enak kok. Gerai Baskin Robbins ini ada di mana-mana, jadi kalau sedang pengen, gampang nyarinya.

Cimory
Saat itu, saya dan mas suami sedang menemani sahabat sekolah mas suami yang datang dari Pekanbaru, untuk berkunjung di Taman Safari. Pas deh, karena sejujurnya saya juga belum pernah sama sekali pergi ke sana. Pulangnya kami mampir ke Cimory yang lokasinya masih di sekitar Puncak. Karena memang sedang tidak terlalu lapar, maka saya hanya pesan es krim. Banana Split, dengan es krim rasa coklat, strawberry dan vanilla. Rasa es krim nya lumayan enak, hanya sayang pisang nya kurang matang.

Bakerzin
Es Krim sebenarnya bukan speciality restoran ini. Tapi ada es krim yang saat itu membuat saya tergoda, yaitu es krim rasa basil. Hhhhmmmm, es krim rasa kemangi, gimana ya rasanya. Dan setelah dirasa, emang rasanya benar-benar seperti dedaunan, haha.. Mas suami setelah nyicipin satu sendok, sudah tidak mau nambah lagi. Saya, bertugas untuk menghabiskan es krim tersebut, siaaaapppp..

Seroeni
Sama halnya dengan Bakerzin, es Krim sebenarnya bukan speciality restoran ini. Restoran ini adalah restoran makanan Indonesia. Tapi saat itu, karena kita sedang makan ramai-ramai dengan teman kantor, maka kita seru-seruan pesan es krim untuk dimakan bareng-bareng. Pilihan jatuh pada es krim green tea dengan berbagai macam toping. Rasanya kurang cucog di lidah, terlalu rasa rumput. Cuman, kelebihannya adalah di cone nya, enak. Jadilah kita rebutan cone, bukan rebutan es krimnya, hehe..

3. Korea Selatan
Tidak semua es krim ini saya makan di Korea Selatan, ada beberapa es krim Korea yang saya makannya malah di Bintaro, hhaha.. 

Ice Cone
Waktu itu musim semi, anginnya masih dingin, tapi tidak mengurungkan niat saya untuk mencoba es krim cone ini. Karena, menunggu itu memang membosankan, dan saat itu, saya yang cemen ini sedang menunggu mas suami naik roller coaster di Everland. Ke mini zoo udah, ke toko souvenir udah, akhirnya saya beli es krim saja, sambil motret-motret dan kemudian menikmati es krim sambil memperhatikan orang yang lalu lalang. Es krimnya hampir sama rasanya dengan Mc.Cone nya Mc.D, tapi dari segi harga 6x lipat dari Mc.Cone, haha..

Jeju Ice Cream
Es krim ini baru ngetrend di Jakarta di 2015. Saya beruntung sempat mencicipinya di negara asalnya langsung di April 2014. Saya mencoba es krim saat sedang ada di Myeong-dong, sambil ketemu teman lama, sembari menunggu jadwal menonton Nanta Show. Rasa es krim nya kurang sesuai selera, begitu pula cone nya. Tapi untuk pengalaman, boleh laaahhh..

Tower Ice Cream
Nah, ini dia es krim Korea yang saya beli di Bintaro Exchange. Karena penasaran aja sih benernya. Dan, rasa es krimnya biasa saja, tapi saya malah suka cone nya, hehe..

Mochi Ice Cream
Waktu itu suami kangen dengan fried chicken ala Korea yang kami makan saat traveling, jadilah kami mencarinya di Jakarta. Dan ketemulah dengan Bon Chon. Kami mencoba di gerainya yang ada di Gandaria City. Ayamnya enak kok. Iseng saya coba juga es krim mochinya, dan ternyata enak juga !

4. Jepang
Sama halnya dengan es krim Korea, tidak semua es krim di bawah ini saya rasakan di Jepang langsung, tapi ada juga yang di Gandaria, hhehe.. 

Mc.Cone
Ini adalah Mc.Cone terenak sepanjang masa. Padahal ya sama-sama di Mc.D, tapi entah kenapa Mc.Cone di Jepang kok rasanya enak sekali. Memang sih, tulisannya adalah Mc.Cone Honey, mungkin krn ada kandungan madunya. Susunya juga sangat terasa, teksturnya luembuuutt. Ah, kapan saya ke Jepang lagi ya. Ke Jepang demi Mc.Cone, kaya wong kenthel ae rek, hahaha..

Haagen Dazs
Di Jepang, memang banyak camilan yang menggunakan bahan dasar ubi ungu, salah satunya adalah es krim. Haagen Dazs pun menggunakan ubi ungu atau yang disebut dengan Taro sebagai salah satu variannya. Kalau secara rasa, saya kurang cucog, saya lebih suka yang crème brule atau vanilla macadamia nut.

Tai Parfait
Gerai Tai Parfait ini sebenarnya menjual kue ikannya, es krim bukan jualan utama. Es krim menjadi pelengkap salah satu varian rasa Tai Parfait. Harga relatif mahal menurut saya, dengan rasa yang standar. Tapi namanya saya memang suka coba-coba, jadi boleh lah dicoba sekali saja, apalagi bentuk kuenya sesuai dengan zodiac saya (ga penting banget, haha). Saat itu saya mencoba di gerai yang ada di Gandaria City..

Ice Cream Mochi
Saya beli es krim ini di klinik dokter gigi, random banget ya, hhaha.. Lapisan mochinya rasa green tea dan es krim di dalamnya rasa kacang merah, Jepang banget yaaa.. Tapi, lagi-lagi kurang pas dengan selera saya, sehingga mencoba sekali saja cukup, hehe..


5. Macau

Sheraton
Es krim ini saya cicipi ketika saya sedang traveling di Macau dan menginap di hotel Sheraton. Biasa lah ya, saya sebagai orang Indonesia yang sangat Indonesia, kalau sarapan di hotel itu porsinya seperti makan siang atau kondangan, banyak dan beronde-ronde, haha.. Dan penutupnya adalah es krim ini. Rasa nya unik, Taro yaitu ubi ungu, mangga dan jagung. Dan surprise, yang rasa jagung enak juga lho..

6. Italia
Gelato
Terus terang saya lupa apa nama toko es krim nya, tetapi yang pasti lokasinya dekat banget dengan Trevi Fountain di Roma. Rasanya, muaaannniiisss nya nendang, terlalu manis buat saya, kurang cucoq di lidah. Saya kurang tahu apakah memang semua Gelato di Italy seperti itu, atau kebetulan saja kedai yang kami datangi memang produknya terlalu manis. Saat itu kami traveling di bulan Maret, masih terasa dingin udaranya, sehingga memang kami tidak mencoba banyak es krim.

7. Belanda
Vanilla Ice Cream
Es krim ini sebenarnya adalah dessert ketika kami ketika makan di salah satu restoran di Volendam yang bernama De Koe. Kami membeli paket makan siang dengan menu utama ikan. Dan surprise, ternyata es krim nya enak, beneran enak deh. Pengen nambah tapi malu, jadilah punya mas suami saya minta dan saya habiskan. Es krim nya sih biasa aja, hanya es krim vanilla dengan strawberry sauce, teksturnya lembut, susunya terasa, dan beneran enaaaakkk..

Dari semua es krim tersebut, selama program penggemukan, saya hanya konsumsi Haagen Dazs sih, dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Saya makan lebih banyak cake daripada es krim. Dan hasilnya, dalam 1 bulan berat badan saya naik sampai 4,5 kg, hehe..

Daaann, oleh dokter, bulan-bulan setelahnya hanya diijinkan untuk naik 2 kg per bulan. Bisa gak ya? Moga-moga bisa, aaammmiinnn…

Kamis, 12 November 2015

ECC (Everyday Carry Challenge)

Beberapa hari belakangan ini, di sosmed terutama path, sedang rame tantangan berantai yang judulnya ECC, singkatan dari Everyday Carry Challenge. Saya pribadi tidak tahu siapa yang memulainya. Tapi setau saya, sebelumnya ada tantangan semacam ini di tipi, dan yang biasanya dikasih tantangan adalah artis-artis.. Ketauan sering  nonton acara gosip atau reality show ya, hahaha…

Apa sih sebenarnya ECC itu?
ECC (Everyday Carry Challenge) adalah tantangan seru-seruan yang sifatnya kepo terhadap isi tas/dompet/barang-barang setiap hari yang wajib dibawa oleh pemilik barang dan alasan kenapa itu dibawa.

Peraturannya simple :
  1. Posting foto isi barang-barang dalam tas/dompet
  2. Deskripsikan apa saja barang-barang tersebut
  3. Tag 7 orang lainnya untuk posting foto ECC mereka sesuai hari yang kamu tentukan sambil menyertakan peraturan ECC ini supaya semakin banyak yg kena tag ECC

Setelah beberapa hari hanya baca postingan teman, akhirnya saya kena tag juga dari Irna (BFF sejak SMA), untuk bongkar dan mengekspose isi tas saya. Yaaa, daripada kebayang utang melulu, besoknya langsung saya setor postingan ECC saya, hehe..

Isi tas saya mah ga aneh-aneh, gitu-gitu aja, hehe..
 Dan isi tas saya pada hari tersebut adalah :
  1. Tasnya sendiri dulu deh. Suka tas ini karena enteng dan muat banyak. Saking seringnya dipakai, jadi agak kotor dan bingung gimana cara nyucinya (nyuci sendiri, bukan di laundry). Gmn sih? Tips dong..
  2. Tag nya tas. Bukan buat membuktikan kalo asli, cuman kebiasaan aja tag tas tidak dibuang dan diletakkan sekalian di dalam tas nya. Kalau lagi di mall, tas terlihat asli. Kalo lagi di kopaja, tas terlihat palsu, haha..
  3. Silica gel, beli di tokopedia. Di dalam semua tas dan kotak sepatu, pasti saya masukin silica gel. Dan ketika tas dipake, saya biarin aja silica gel tetap ada di situ. Jadi saat ganti tas lain, tas ini tetap anti lembab
  4. Dompet, beli saat traveling ke negara asalnya, dan beli di pabriknya langsung. Saya ga pernah pake dompet panjang, selalu dompet kecil begini. Isinya duit secukupnya dan berbagai macam kartu yang kadang berguna, kadang cuman bikin dompet keliatan tebel
  5. Charger. Karena pekerjaan saya tidak menuntut untuk mobile, jadi charger asja cukup, tidak perlu bawa power bank. Kalau pergi saat weekend pun, biasanya power bank dibawa di tas mas suami
  6. Earphone. Buat denger lagu pas sambil kerja. Kok kayaknya denger lagu yg utama dan kerja jadi sambilan ya, haha..
  7. Flashdisk. Ini flashdisk kesekian yg saya punya, yg sebelumnya pada hilang semua. Saya bawa tiap hari, incase ada perlu yg berhubungan dg pekerjaan atau ada temen yg mau minjem
  8. Bag hanger, dibeli saat traveling di Hongkong 2013. Untuk gantung tas di meja. Karena kalau tas ditaruh di kursi depan meja kerja, nanti orang jadi sungkan duduk di situ. Kalau tas ditaruh di bawah, nanti makin kotor
  9. Foto usg bayi. Kebetulan tadi pagi ijin dulu untuk USG 4D di klinik kantor suami, alhamdulillah gratis, hehe.. Cuman, wajah bayinya mepet plasenta banget, trus sempet juga dia ngenyot tangan satunya dan tangan satunya lagi mengepal menutupi mukanya. Jadinya yg diprint 2D nya dulu, sedangkan usg 4D mari kita ulangi minggu depan. Mohon kerjasamanya ya nduk..
  10. M&M's Peanut. Yaaa namanya bumil ya, ancaman kelaparan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, jd mesti siaga bawa camilan, hehe..
  11. Token BCA. Selama hamil ini punya perilaku yang agak tidak biasa. Nah, belakangan ini lagi pengen belanja melulu. Untungnya sih masih terarah jenis belanjaannya (menurut saya sih, haha). Jadi bawa token supaya di mana saja bisa bayar belanjaan, ga pake ngutang, haha..
  12. Lipstick. Saya jarang banget bawa peralatan make up lengkap kalo keluar rumah (kecuali memang kalau benar-benar keburu-buru dang a sempat dandan di rumah), ga pernah touch up walaupun setelah wudhu. Tapi lipstick tetap wajib dibawa. Hari ini lipstick yang lagi sesuai ama baju dan mood adalah lime crime pink velvet
  13. Dan hp adalah benda yg hampir ga pernah ketinggalan dibawa. Hp nya iphone 5S, kado ulang tahun dari mas suami taun 2014. Dan hp itulah yang sedang digunakan untuk motret isi tas

Udah deh, gitu aja isi tas saya.. Seneng kalo punya tas yang bisa diisi banyak, etapi ternyata isinya ga banyak juga, hehe..

Ada teman yang bertanya-tanya, apa sih sebenarnya tujuan ECC ini. Jujur, saya juga tidak tahu apa motivasi orang yang pertama yg mempopulerkannya. Saya rasa sih buat seru-seruan aja yaa, seperti yang dijelaskan di aturan awal..

Sebagian orang mungkin berpikir, “ah ini mah ajang pamer, pake ngeluarin isi tas, sebutin merk segala, tantangan ga guna ah”. Please deh, piknik gih, isi pikiran kok negatif melulu..

Saya mencoba untuk berpikir lebih positif, beberapa manfaat dari ECC yang bisa saya ambil adalah sebagai berikut:
  1. Menjalin silaturahmi. Karena ini tantangan berantai, kita ditag oleh teman kita dan kita ngetag temen kita yang lain, rame lho. Sebelum ngetag, saya agak bingung, mau ngetag siapa ya, saya ngrasa teman saya dikit. Tapi setelah benar-benar mau ngetag, lha kok kuota 7 orang rasanya kurang. Baru sadar kalau saya punya banyak teman, hehe..
  2. Nambah teman. Teman di sosmed/path maksudnya. Karena teman kita ngetag kita, maka teman lain yang kenal kita tapi belum temenan di path tapi udah temenan sama temen kita, jadi tahu akun kita dan kemudian ngeadd kita. Jadinya kita bisa silaturahmi dengan banyak lebih banyak teman di path
  3. Mendapatkan inspirasi atau memberikan inspirasi kepada orang lain, hanya dari isi tas. Seperti misalnya, saya sebagai wanita yang belum punya anak, jadi tahu, nanti kalau punya anak, apa barang yang wajib dibawa di dalam tas. Atau, dari isi tas saya, teman saya jadi ngeh bahwa bag hanger itu perlu juga untuik dimiliki dan dibawa supaya tas tidak cepat kotor

Yah memang segala hal tergantung dari cara pandang kita sih ya, positif atau negatif. Kalau saya sih pilih positif saja lah, karena saya sudah terlalu sering melihat ke-negatif-an di testpack, hehe..