Senin, 22 Agustus 2016

Nanas


Nanas ini ditanam di halaman rumah lebih dari setahun yang lalu. Waktu itu iseng2, nanas yang buahnya saya jadikan sarapan, ujung atasnya ditanam di tanah, siapa tahu berbuah..

Tiap hari disiram, tapi kok ya tidak menunjukkan tanda2 akan berbuah. Daunnya saja yang semakin panjang dan kadang tidak sengaja kaki kami tergores ketika lewat di dekat daunnya yg tajam..

Sampai akhirnya sekitar 2 minggu yang lalu, buahnya mulai muncul dan semakin besar..

Itulah, seperti dalam hidup, kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berbuah manis. Yang penting terus berusaha, sabar menanti hasil dan ikhlas menerima apapun hasilnya. Ucapan adalah doa, so keep positif thinking and talking.. 

Jumat, 05 Agustus 2016

Smoothing dan rambut bercabang

Saat mau menulis artikel ini, saya ketawa sendiri. Kayaknya artikel smoothing dan rambut bercabang ini  tidak terlalu penting untuk ditulis, tapi cukup penting untuk diketahui sih. *ngotot, hahaha..

Jadi, sejak saya baligh, pertumbuhan rambut saya berubah, dari lurus mengembang menjadi keriting. Keritingnya itu cukup halus. Sepertinya, menurun dari Bapak saya yang dipanggil Ambon oleh teman-temannya. Kalau rambut saya menurun dari Bapak yang julukannya Ambon, jadi kebayang kan, sekeriting apa rambut saya? Hihii..

Nah, rupanya saya yang dulu kurang pede dengan rambut keriting ini. Terlebih karena menurut saya bentuk keritingnya kurang indah, dan tidak merata. Walaupun sudah mandi, masih kelihatan korep (korep itu adalah bahasa Jawa yang artinya kucel karena belum mandi). Jadilah sejak SMA saya mulai kenal salon, saya rajin meluruskan rambut saya, atau yang kini lebih dikenal dengan istilah rebonding atau smoothing. Kalau dulu, caranya adalah dengan menggunakan papan plastik. Jadi rambut diberi obat pelurus dan di bawahnya diberi papan plastik, kemudian rambut disisir sampai lengket di papan plastik tersebut, dan menunggu dengan sabar sampai 1 jam an. Karena rambut saya panjang dan tebal, maka jumlah papannya banyak. Sampai pernah lho, setelah proses pelurusan rambut, saya sampai muntah-muntah saking capeknya. Ya, beauty emang pain yaaa.. ;-)

*Btw, saya coba googling foto proses pelurusan rambut dengan papan ini, tapi ga ketemu lho, haha.. saking primitifnya kali ya.. ;-)*

Masa kuliah, mulai muncul teknologi baru, yaitu rebonding atau smoothing rambut dengan catok. Tetap memakan waktu lama, tapi beban di kepala tidak seberat metode sebelumnya. Untuk rambut saya, biasanya membutuhkan waktu 4-5 jam. Saya ketagihan meluruskan rambut dengan metode ini, bahkan bisa sampai 3  bulan sekali. Uangnya dari mana? Dari gaji saya ngeband, hehe. Di Malang, biasanya saya melakukan proses rebonding atau smoothing rambut di Salon Santi, salon khusus wanita yg lokasinya di ruko-ruko jalan Borobudur. Sampai sekarang, kakak saya masih langganan smoothing di sana.

*Apa sih beda rebonding dengan smoothing? Kalau kata mbak-mbak salon, bedanya ada di jenis obatnya. Obat smoothing lebih bagus dan mahal. Kemudian saat proses pencatokan, kalau rebonding rambutnya diambil sedikit-sedikit, sedangkan kalau smoothing diambilnya agak banyakan. Dan saya lebih memilih smoothing karena kalau rebonding, kata keluarga saya, saya jadi kayak tikus kecemplung got. Demikian sekilas info..*
Kombinasi antara rambut lurus dan bercabang

Ketika mulai bekerja, dan masih menumpang di rumah tante, saya kesulitan untuk menemukan salon yang cocok. Sehingga saya meluruskan rambut hanya jika sedang mudik. Sejak pindah rumah, mau tidak mau saya harus cari salon yang cocok karena saya akan tinggal di sini lama. Akhirnya ketemulah Salon Cantik di Ruko Tol Boulevard BSD City. Kini frekuensi meluruskan rambut menurun, bisa sampai 1 tahun sekali, tampaknya saya sudah mulai pede dengan rambut yang agak mengembang atau memang sudah agak tidak peduli karena sudah laku, haha. Saya hanya tinggal tunggu kode dari mas suami. Kalau saat bangun tidur dia sudah bilang “Rambutmu udah kaya Singo Edan”, nah itu tandanya saya sudah harus segera smoothing rambut saya, hehe..
Kalo ekspresinya masih begini mah, berarti rambut saya masih ok ;-)

Kondisi rambut yang sering terkena obat pelurus membuat rambut saya cenderung kering dan ujungnya bercabang. Meskipun rajin perawatan dan trim rambut, cabang ini selalu ada. Saya sampai bingung bagaimana solusinya, karena menurut saya cukup menganggu penampilan.

Sampai akhirnya, entah saya baca atau dapat info dari mana, ada tips yang menarik, bahwa rambut bercabang bisa dihindari dengan MENGIKAT RAMBUT SAAT MANDI SEHINGGA TIDAK TERKENA SABUN. Simple banget lho tips nya..

Kemudian saya coba deh, setiap kali saya mandi, rambut selalu diikat ke atas. Ketika setelah kramas pun, saat sedang menggunakan sabun di badan, rambut tetap saya ikat ke atas. Sehingga rambut tidak terkena sabun sama sekali. Trim rambut juga rajin dilakukan untuk menghilangkan rambut yang sudah terlanjur bercabang..

Eeehhh, BERHASIL..!!!
Rambut saya sekarang tidak ada yang bercabang lagi meskipun sering smoothing.

Selamat mencoba..

Kamis, 04 Agustus 2016

Car seat yang bagus

Urusan stroller selesai, kebingungan selanjutnya adalah saat memilih car seat yang bagus. Secara untuk anak yang sudah diidam-idamkan sejak lama ya, pasti kami menginginkan yang terbaik. Bukan hanya saat memilih, tapi akan menggunakan car seat atau tidak, membutuhkan waktu juga untuk pengambilan keputusan. Kalau dirangkum, begini nih pendapat orang di luar sana:
  • Ah, ngapain pake car seat, mahaall!
  • Paling cuma dipake bentar, sayang ah..
  • Kamu mah ga perlu pake car seat, kan kamu ga nyetir, jadi anaknya bisa kamu pangku
  • Kok tega sih, anak masih bayi dibiarkan duduk di car seat

Hhhhmmm, pendapat orang memang macam-macam yaa. Tapi kali ini, prioritas kami adalah keamanan dan kenyamanan anak. Karena car seat bukan seperti stroller yang pengendalinya adalah orang tua, maka kali ini kenyamanan orang tua jadi prioritas terakhir.

Dan kalau saya perhatikan, anak teman saya yang rajin pakai car seat dari kecil, ternyata memang lebih anteng dan disiplin saat di mobil. Tidak suka mainan handle pintu mobil, tidak suka pengen pindah-pindah dari bangku belakang ke depan dan sebaliknya, dan saking nyamannya, mereka sering tertidur di perjalanan. Jadi keputusannya adalah, pakai car seat.

Pe-er nya adalah, bagaimana mencari car seat yang bagus? Pengalaman mencari stroller membuat saya lebih aware dengan petunjuk dari alam semesta. Saya suka mantengin upload-an teman di medsos yang kebetulan fotonya adalah foto anaknya yang sedang duduk di car seat. Biasanya saya zoom dan cari apa merk nya, haha. Tak lupa saya juga cari info ke teman saya dan juga browsing. Didapatlah merk Maxi Cosi, harganya memang sesuai dengan kualitasnya sih. Kemudian kami coba window shopping ke beberapa toko bayi, ketemulah dengan merk Joie. Tampilannya bagus dan terlihat sangat nyaman. Harganya pun relative lebih murah daripada Maxi Cosi. Kandidat ketiga adalah car seat merk Combi, merknya sama seperti stroller yang sebelumnya kami beli. Harga unda undi dengan Maxi Cosi. Tapi kemudian galau, kok harga car seat malah lebih mahal daripada strollernya, hahaha..


Sayangnya, pe-er mencari car seat belum selesai sampai dengan waktunya saya melahirkan. Sehingga saat pulang dari rumah sakit, kontrol ke rumah sakit dan jalan-jalan pertama kami ke mall, Reika masih digendong. Untungnya, hal ini tidak perlu dilakukan terlalu lama. Saat Reika ngemol pertama kali, Alhamdulillah kami menemukan car seat yang bagus.

Kriteria bagus itu seperti apa? Bagi kami, sedikit agak mahal tidak apa-apa yang penting bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, kami memilih car seat yang bisa digunakan sejak bayi sampai dengan Reika besar, sehingga nantinya tidak perlu ganti car seat lagi. Dan yang kedua, Reika nyaman duduk di car seat tersebut.

Bagaimana kita tahu Reika akan nyaman atau tidak, ya langsung saja kita coba Reika duduk di car seat yang akan dibeli. Kebetulan di mall yang pertama kami datangi, yaitu Senayan City, ada toko The Children’s Store yang menjual produk Combi. Kami mampir ke sana dan Reika mencoba duduk di salah satu car seat, eh Reika nyaman lhooo..

Reika, 41 hari, sedang mencoba car seat

Akhirnya kami memilih car seat tersebut, Alhamdulillah sedang ada diskon. Car seat yang kami pilih adalah Combi MALGOTT S dengan feature di bawah ini:
  • Applicable Age 0 - 25Kg (Newborn to approx. 7 years old)
  • Weight 7.3kg
  • Size Rear-facing mode W510 x D790~890 x H530~630mm, Forward-facing mode W510 x D625 x H665~825mm
  • Just-Fit Headrest. Headrest is adjustable up to 13 different positions according to different growth stages. Shoulder belts are inter-linked and will adjust automatically without complicated settings.
  • Dacco Seat. The dacco seating system replicates a parent's cuddle which is the most comfortable and natural position. It helps minimizing the body stress effectively, secures the baby in the unique position and yet allows baby to move the arms and legs freely.
  • Ventilation system. Heat absorbent and moisture free material is used. The base has air gate design which brings great comfort to baby.
  • Air-Through cushion. Soft cushion with 3Dmesh design to enhance ventilation and improve sitting experience.

Saat car seat dipasang di mobil dan Reika duduk di sana untuk pertama kalinya, Reika menangis. Mas suami dan Uti sempat tidak tega. Setelah saya nenenin, saya coba lagi untuk mendudukkan Reika di car seat, daaannnn dia nyaman. Berarti penyebab nangisnya bukan karena tidak nyaman, tetapi karena memang Reika sedang lapar. Percobaan-percobaan selanjutnya lancar dan Reika selalu tertidur di jalan. Kali ini, Reika jadi mirip sama mamanya yang selalu pelor di mobil, haha..


Sampai dengan berat 9kg, posisi car seat diarahkan membelakangi tempat duduk depan, supaya jika ada hentakan, arah lehernya adalah ke sandaran dan bukan ke arah depan Reika. Saat ini berat Reika masih 8.3kg, jadi ga sampai 1kg lagi, Reika bisa menghadap depan dan melihat pemandangan yang sama dengan kami.

Kalau ada pertanyaan, pernah tidak Reika di dalam mobil tapi tidak duduk di car seat? Pasti pernah, karena tidak semua kondisi bisa ideal. Reika akan berpisah dari car seat kesayangannya jika, sedang nenen, naik mobil dengan tujuan jarak yang sangat dekat, atau ketika mobil penuh karena kami pergi dengan keluarga yang sedang berkunjung.

So, selamat hunting car seat yang bagus yaa. Tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Tapi menurut saya, worth it banget deh. Aman dan nyaman untuk anak, serta nyaman juga untuk orang tua karena tidak perlu memangku sepanjang jalan. ;-)