Seminar ini adalah seminar bu Elly
Risman yang pertama kali kami ikuti. Saat itu, September 2015, kehamilan saya
masih 4 bulanan. Kami mengikuti seminar, dengan maksud supaya nanti setelah
melahirkan dan kembali bekerja, saya bisa mendapatkan kehidupan yang seimbang,
antara pekerjaan dan keluarga.
Tetapi ternyata, isi seminar, di luar
dugaan kami. Kalau bisa saya simpulkan dari sesi setengah hari tersebut,
sebagai istri, ibu, dan karyawan, Work Life Balance itu, hanya omong kosong,
karena memang keseimbangan tidak akan pernah terjadi. Apalagi kalau sang ibu
memiliki peran-peran yang lain, seperti misalnya ketua ini lah, bendahara itu
lah, penanggungjawab ono lah, Work Life Balance akan makin jauh dari kondisi
ideal.
Kalau mau kehidupan keluarga
seimbang, suami yang fokus ngurusin Work, istri yang fokus ngurusin Life,
barulah terjadi Balance. Tetapi tentu saja, Ayah harus tetap berperan dalam
pendidikan anak. Dan seperti seminar bu Elly Risman yang lain, beliau mengutip
ayat Al-Quran yang memperkuat hal tersebut.
Yang paling menohok adalah ketika bu
Elly Risman menjelaskan salah satu ayat dr Al-Quran yang berisi mengenai kewajiban
menyusui anak selama 2 tahun, dan menyusui itu berarti memberikan susu langsung dari
payudara kita, bukan dari botol meskipun isinya adalah asi. Langsung mbrabak
saya, ga sadar mata saya berkaca-kaca, membayangkan setelah lahiran nanti Reika
akan minum asi tidak langsung dari payudara saya ketika saya sedang bekerja.
Kalau ingin tahu materi lengkapnya,
bisa dibaca di bawah ini ya.
Tentunya, hal ini berlaku bagi
keluarga dengan formasi lengkap. Kalau ternyata orang tua adalah single parent,
mau tidak mau, suka tidak suka, orang tua harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Sebagai kompensasinya, maka harus dicari sosok, dari anggota
keluarga yang lain, yang bisa menggantikan posisi ayah atau ibu, sehingga
kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi.
Saya yakin di luar sana, banyak Ibu tangguh yang berprestasi di lingkungan kerja dan keluarganyapun sangat bahagia. Tetapi
untuk saya pribadi, saya merasa ada yang mengganjal di hati. Seringkali ketika
saya pulang kerja dan ibu saya bercerita mengenai progres Reika, misal Reika sudah
bisa angkat kepala atau berguling untuk pertama kalinya, saya kok agak sedih
ya. Biasanya saya menghibur hati dengan nyanyi dan bercanda dengan Reika
setelah pulang kerja, sampai kadang kalau ternyata Reika sudah tidur, saya
bangunin lho, haha. Mungkin karena, perjuangan saya cukup panjang untuk mendapatkan anak, sehingga saya ingin tahu setiap momen perkembangannya. Tapi tidak ada pilihan lain, saat itu saya masih perlu tetap bekerja.
Tak lama, Allah memberikan
jawaban atas kegundahan hati saya. Suami saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri, saya pun menemani,
sehingga resign dari perkerjaan menjadi solusi. Sekarang, saya menjadi Full
Time Mother, hal yang sulit saya bayangkan sebelumnya, tetapi hal ini menjadi
kondisi yang terbaik untuk saat ini. Sebagai individu, tentu saja saya membutuhkan
aktualisasi diri. Saya yang senang sharing pengalaman, menyalurkan passion
melalui tulisan, kadang juga melalui foto.
Untuk Working Mom di luar sana,
terus semangat yaaa. Karena saya tau, perjuangannya tidak mudah.
Proud of you!
Proud of you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar