Rabu, 04 Januari 2017

Work Life Balance - Seminar Ibu Elly Risman

Seminar ini adalah seminar bu Elly Risman yang pertama kali kami ikuti. Saat itu, September 2015, kehamilan saya masih 4 bulanan. Kami mengikuti seminar, dengan maksud supaya nanti setelah melahirkan dan kembali bekerja, saya bisa mendapatkan kehidupan yang seimbang, antara pekerjaan dan keluarga.

Tetapi ternyata, isi seminar, di luar dugaan kami. Kalau bisa saya simpulkan dari sesi setengah hari tersebut, sebagai istri, ibu, dan karyawan, Work Life Balance itu, hanya omong kosong, karena memang keseimbangan tidak akan pernah terjadi. Apalagi kalau sang ibu memiliki peran-peran yang lain, seperti misalnya ketua ini lah, bendahara itu lah, penanggungjawab ono lah, Work Life Balance akan makin jauh dari kondisi ideal.

Kalau mau kehidupan keluarga seimbang, suami yang fokus ngurusin Work, istri yang fokus ngurusin Life, barulah terjadi Balance. Tetapi tentu saja, Ayah harus tetap berperan dalam pendidikan anak. Dan seperti seminar bu Elly Risman yang lain, beliau mengutip ayat Al-Quran yang memperkuat hal tersebut.

Yang paling menohok adalah ketika bu Elly Risman menjelaskan salah satu ayat dr Al-Quran yang berisi mengenai kewajiban menyusui anak selama 2 tahun, dan menyusui itu berarti memberikan susu langsung dari payudara kita, bukan dari botol meskipun isinya adalah asi. Langsung mbrabak saya, ga sadar mata saya berkaca-kaca, membayangkan setelah lahiran nanti Reika akan minum asi tidak langsung dari payudara saya ketika saya sedang bekerja.

Kalau ingin tahu materi lengkapnya, bisa dibaca di bawah ini ya.

Tentunya, hal ini berlaku bagi keluarga dengan formasi lengkap. Kalau ternyata orang tua adalah single parent, mau tidak mau, suka tidak suka, orang tua harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai kompensasinya, maka harus dicari sosok, dari anggota keluarga yang lain, yang bisa menggantikan posisi ayah atau ibu, sehingga kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi.

Saya yakin di luar sana, banyak Ibu tangguh yang berprestasi di lingkungan kerja dan keluarganyapun sangat bahagia. Tetapi untuk saya pribadi, saya merasa ada yang mengganjal di hati. Seringkali ketika saya pulang kerja dan ibu saya bercerita mengenai progres Reika, misal Reika sudah bisa angkat kepala atau berguling untuk pertama kalinya, saya kok agak sedih ya. Biasanya saya menghibur hati dengan nyanyi dan bercanda dengan Reika setelah pulang kerja, sampai kadang kalau ternyata Reika sudah tidur, saya bangunin lho, haha. Mungkin karena, perjuangan saya cukup panjang untuk mendapatkan anak, sehingga saya ingin tahu setiap momen perkembangannya. Tapi tidak ada pilihan lain, saat itu saya masih perlu tetap bekerja.

Tak lama, Allah memberikan jawaban atas kegundahan hati saya. Suami saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri, saya pun menemani, sehingga resign dari perkerjaan menjadi solusi. Sekarang, saya menjadi Full Time Mother, hal yang sulit saya bayangkan sebelumnya, tetapi hal ini menjadi kondisi yang terbaik untuk saat ini. Sebagai individu, tentu saja saya membutuhkan aktualisasi diri. Saya yang senang sharing pengalaman, menyalurkan passion melalui tulisan, kadang juga melalui foto.

Untuk Working Mom di luar sana, terus semangat yaaa. Karena saya tau, perjuangannya tidak mudah.
Proud of you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar