Akhirnya setelah sekian lama,
saya update blog lagi, kangen juga ternyata, hehe..
Tapi saya langsung loncat ke
kejadian deket-deket ini ya. Untuk cerita bagaimana proses saya hamil sampai
melahirkan, nanti akan saya ceritakan di kesempatan terpisah.
Kali ini, saya ingin bercerita
tentang imunisasi atau bisa disebut juga dengan vaksinasi.
Sebenarnya saya tidak terlalu
ngeh dengan macam-macam jenis vaksin. Saya hanya sebaik mungkin mengikuti jadwal
imunisasi yang ada di buku perkembangan Reika.
Oya, Reika itu nama anak saya ;-)
Jadwal Imunisasi dr IDAI
Vaksin yang kali ini saya cari
adalah vaksin DTP impor dengan merk Pediacel. Kelebihan vaksin ini adalah
kandungan 5 virus di dalamnya, dan kemungkinan demamnya hanya 5%. Sebenarnya ada
vaksin DTP produksi Biofarma, merknya Pentabio, tetapi kandungannya hanya 3
virus dan >50% kemungkinan menyebabkan demam. Tetapi, entah mengapa kok
belakangan ini susah cari beberapa jenis vaksin impor, termasuk Pediacel ini.
Stok di beberapa rumah sakit yang saya hubungi melalui telepon, kosong. Di Jakarta
saja kosong, apalagi di daerah. Sampai akhirnya, dapat referensi teman untuk mencari
vaksin di Vaxi.
Vaxi ini adalah layanan
imunisasi di lokasi pelanggan. Kebetulan vaksin yang dicari ada di sana,
meskipun memang harus menunggu vaksin tersebut datang stoknya, sekitar 2 minggu
kemudian yang makin menyebakan terlambatnya Reika untuk dapat vaksin DTP (1,5
bulan terlambat), ya sudahlah gpp, daripada tidak sama sekali. Jadwal
selanjutnya, bisa disesuaikan kembali. Saya memang agak keukeuh untuk dapat
Pediacel ini, karena imunisasi DTP ini nantinya akan diberikan sebanyak 4x
selama Reika bayi, dan sebaiknya merk yang digunakan sama supaya kekuatan imunnya
maksimal.
Sayangnya, Serpong belum masuk
cakupan wilayah layanan Vaxi, jadilah kami terpaksa numpang imunisasi di lobby kantor
tercinta. kami memilih jadwal di weekend, sehingga bisa diantar jemput oleh papa Reika, dan alhamdulillah ada jadwal dokter yang masih available.
Sebelum vaksin dimulai, dokter Sandi menjelaskan dulu secara detail ttg kandungan vaksin dan juga efek sampingnya.
Dan juga timbang berat badan Reika.
Suntik vaksinpun berjalan
lancar. Reika tidak menangis, malah kasih senyum manis ke pak dokter. 15 menit
dokter menunggu. Setelah yakin tidak ada efek samping yg berbahaya, barulah
dokter pamit pulang.
Di luar penjadwalan yang agak
riweuh, ternyata pengalaman pertama vaksin tidak di rumah sakit, cukup
menyenangkan, bisa diulang.
Ini bukan posting endorse,
hanya sharing pengalaman untuk menambah referensi teman-teman sekalian. ;-)
Profile
Vaxi bisa dilihat di link di bawah ini:
Selamat mencoba ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar