Bapak dan Mama saya menikah dalam kondisi yang
serba kekurangan. Saat itu usia Bapak 29 tahun dan Mama 19 tahun, terpaut 10
tahun. Bapak belum memiliki pekerjaan yang bisa diandalkan, bahkan biaya
pernikahan saja, disumbang oleh adik Bapak, Mama Nis dan Om Yun. Setelah menikah, barulah
rejeki mulai datang. Bapak dibantu oleh tetangga kami untuk bekerja di PDAM.
Meskipun hanya sebagai tukang gali pipa bocor, tapi dari pekerjaan itulah Bapak
bisa menghidupi keluarga kecilnya.
Kehidupan yang sederhana, membuat Bapak dan Mama
tidak pernah merayakan hari jadi mereka. Jangankan merayakan hari jadi, untuk
kehidupan sehari-hari saja Mama harus memutar otak supaya gaji Bapak bisa mencukupi
semua pengeluaran keluarga.
Hari itu, 3 tahun yang lalu, 30 Desember 2012, adalah
peringatan hari pernikahan Bapak dan Mama yang ke-32. Bapak dan Mama yang
kebetulan sedang tinggal di rumah kami, tidak punya rencana apapun, hanya di
rumah saja dan mungkin seperti hari-hari sebelumnya, menonton sinetron di stasiun
tv nasional, hehe..
Saya terpikir untuk memberikan surprise kecil. Beberapa
hari sebelumnya, saya pesankan cake ke salah satu langganan saya. Cake itu akan
saya berikan ke Bapak dan Mama sepulang saya bekerja. Hanya sebagai pengingat
saja, bahwa usia pernikahan mereka, tidak semua orang bisa melaluinya dengan
baik. Sebagai tanda bersyukur, bahwa 32 tahun telah dilalui bersama dalam suka
dan duka, dalam tawa dan air mata.
Maka sepulang saya bekerja, saya bawa kue tersebut,
yang sudah ada lilin menyala di atasnya, ke kamar Bapak dan Mama. Saya dan mas
suami mengucapkan selamat atas 32 tahun Bapak dan Mama hidup bersama. Kemudian kami
meminta Bapak dan Mama meniup lilin bersama.
Mama, seketika menangis..
Dan diikuti oleh wajah haru Bapak..
Bapak dan Mama terharu karena memang selama ini
hari pernikahan mereka sama sekali tidak pernah dirayakan, bahkan dalam bentuk sekecil
apapun. Mungkin saling mengucapkan selamat saja tidak pernah. Sehingga surprise
kecil dari kami, menjadi kebahagiaan besar untuk Bapak dan Mama.
Dan siapa yang menyangka, bahwa hari tersebut
adalah kesempatan terakhir saya untuk memberi kebahagiaan kecil di hari jadi
Bapak dan Mama. Bapak meninggal 5 bulan kemudian sehingga tidak sempat
memperingati hari jadi pernikahan ke-33..
Semoga kami bisa seperti Bapak dan Mama, selalu bersama, dan hanya maut yang dapat memisahkan. Terima kasih atas teladan yang telah diberikan..
Bahagiakanlah orang tua kita, mumpung masih bisa..
Terima kasih untuk timehop yang sudah membangkitkan
kembali memori masa lalu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar