Kamis, 01 September 2016

Mimpi yang jadi nyata ..

Saya adalah seorang pemimpi. Paling tidak itu yang dikatakan oleh mama, bapak, mas suami dan keluarga saya. Dan kalau sudah punya keinginan, biasanya akan keukeuh sumekeuh untuk mengejar tercapainya keinginan itu. Dan belakangan, ternyata teman masa muda saya (ciiiee, yang udah tua, hehe), bercerita bahwa dia memiliki pendapat yang sama tentang saya, dia ingat beberapa mimpi saya saat SMA. Dan, saya setuju, saya memang seorang pemimpi, hehe..

Disebut sebagai seorang pemimpi, karena seringkali, saya punya keinginan yang melebihi batas pada kondisi saat itu. Seperti misalnya, sepulangnya saya dari mengikuti Youth Choir Festival di Osaka Jepang saat SD, saya punya keinginan bahwa suatu hari saya harus bisa ke Jepang lagi. Kalau dipikir dengan logika, ya bagaimana bisa, wong keluarga saya hanya keluarga sederhana. Saya juga masih sekolah, mau nabung ya darimana, uang saku mepet, sebagian besar sudah habis untuk bayar angkot, mau makan siang di kampus aja saya mikir-mikir dulu. Eh ternyata kampus saya punya program Academic Exchange dengan University of Miyazaky Jepang. Sayapun ikut seleksi dan lulus, maka berangkatlah saya ke Jepang untuk kedua kalinya tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Bonusnya, pulang dari Jepang eh masuk koran ;-)

Artikel di Malang Pos, 2005

Begitupun saat punya keinginan untuk cum laude, demi mewujudkan mimpi Bapak saya. Saat itu sudah semester 7 dan IPK saya masih 3.3. Rasanya tidak mungkin untuk lulus dengan predikat cum laude dengan sisa 3 semester. Akhirnya saya coba kalkulasi dan mengulang beberapa mata kuliah yang saya yakin bisa dapat nilai A. Cum laude pun tercapai di semester 9 dengan IPK mepet 3,514 dan Alhamdulillah dapat bonus gelar sebagai Lulusan Terbaik se-Fakultas Teknik.

Nomor Urut Ijazah Lulusan Terbaik adalah 001
Coba lihat mata Bapak saya, setelah acara wisuda pun masih berkaca-kaca saking bahagianya..

Saat masih kuliah, saya punya tekad harus kerja di Jakarta. Saya ingin menghadapi tantangan baru, keluar dari Malang. Eh Alhamdulillah terwujud juga. Meskipun harus dengan bonceng motor mas suami yang saat itu masih berstatus sebagai pacar untuk tes di Surabaya, kami istirahat siang di masjid, numpang nginap di rumah teman, tapi perjuangan terbayar lunas. Saya diterima bekerja di perusaahan dimana di situlah tes kerja saya lakukan untuk pertama kali. Dan bekerjalah saya di kota impian saya, Jakarta. Meskipun harus pulang pergi naik kopaja, yang goncangannya bisa membuat organ dalam teraduk-aduk, tapi saya senang. Percaya gak, kalau saya sering ketiduran di kopaja? ;-)

Jaman masih kurus, baru masuk kerja dan dijadikan model sales kit

Begitu pula saat saya punya mimpi, pengen punya suami orang Kalimantan, karena katanya cowok Kalimantan itu orangnya romantis, eh jadi kenyataan. Meskipun romantisnya tidak terwujud, tapi orang Kalimantannya kesampaian. Romantis diganti Allah dengan kesabaran luar biasa dari mas suami.

Selfie bersama mas suami di Pasar Terapung, Banjarmasin

Traveling ke Eropa, mengunjungi menara Eiffel, juga adalah mimpi saya yang awalnya seperti tidak mungkin akan tercapai. Berani-beraninya seorang anak yang lahir di gang kecil Betek kok pengen pergi ke Eropa. Hanya saja, entah bagaimana caranya, perlahan mimpi itu terwujud dengan sendirinya. Saya sampai berkaca-kaca terharu saat berjalan mendekati menara Eiffel, 1.5 tahun yang lalu, sambil beberapa kali berbisik ke mas suami “Alhamdulillah mas, ini beneran ya?”

Makin mendekati Eiffel makin deg-degan..

Dan mimpi saya yang saat itu rasanya sulit dan tidak tahu kapan akan tercapainya adalah punya anak. Tapi yang namanya pemimpi ya, saya keukeuh aja, yakin kalau suatu hari Allah akan mewujudkannya. Saking yakinnya, sejak lama saya sudah mempersiapkan nama, tetapi hanya nama bayi wanita. Nama itu saya ambil dari bahasa Jepang, karena saya memang suka banget dengan Jepang. Arti namanya dalam bahasa Jepang adalah "lovely; companion; splendor; flower; petal". Ternyata nama ini juga mempunyai arti dalam bahasa Spanyol yaitu penguasa rumah, pelindung yang kuat. Saya simpan nama ini baik-baik. Beberapa kali gagal program, berhasil hamil dan kemudian keguguran, sampai kemudian saya hamil lagi, nama ini tetap terpatri di hati dan pikiran saya.

Sampai akhirnya, Allah yang sungguh baik, dengan segala kuasaNya, sekali lagi mewujudkan mimpi saya dan mas suami. Setelah perjuangan panjang 8 tahun, bayi wanita mungil itu lahir. Bayi yang menjadi anugerah terindah dalam hidup kami. Bayi yang menambah keceriaan di rumah kami. Bayi yang menjadi pelengkap kebahagiaan hidup kami. Bayi yang juga menjadi pengisi kekosongan hati Uti setelah hampir 3 tahun Bapak pergi dipanggil Allah. 

Dan hari ini, Alhamdulillah bayi itu genap berumur 7 bulan, sehat dan ceria.
Bayi itu bernama Reika, mimpi yang jadi nyata..

Reika saat berumur 6 bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar