Jumat, 27 November 2015

Nasi Jagung

Iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek Nasi Jagung
sampek tuek, sampek nenek, trio macan tetap disanjung
iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek nasi gule
sampek tuek, sampek nenek, trio macan tetap oke

*nulis sambil nyanyi sambil joged, haha..

Saya bukan mau bahas lagunya sih, apalagi Trio Macan nya. Tapi di postingan ini saya akan membahas mengenai Nasi Jagung.

Kalau dari Wikipedia, definisi Nasi Jagung adalah di bawah ini:
Nasi Jagung (Nasek empog) adalah suatu makanan khas Indonesia yang terbuat dari jagung sebagai bahan dasarnya.[1] Jagung yang digunakan dalam membuat nasi jagung adalah jagung yang sudah tua atau dikenal dengan istilah jagung pipil.[1] Di pasaran jagung pipil tersebut mudah ditemukan karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan harga jagung manis atau pun jagung muda.[1] Nasi jagung sama dengan nasi putih biasa dimakan dengan lauk-pauk lainnya.[1]

Lebih lengkapnya bisa dibaca di link di bawah ini:

Setau saya, asal Nasi Jagung adalah dari Madura, secara memang makanan pokok penduduk Madura adalah jagung. Tapi, penjual Nasi Jagung ini mudah ditemui di Malang lho. Sebenarnya sih, di Malang memang mudah menemukan jenis makanan dari kota lain, baik kota lain di Jawa Timur, ataupun kota lain di luar Jawa Timur. Mungkin karena memang letak Malang yang ada di tengah-tengah area Jawa Timur, mungkin karena Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur, mungkin juga karena banyak pendatang dari berbagai daerah, yang menyebabkan jenis makanan di Malang beragam juga.

Selama saya masih tinggal di Malang, sebenarnya saya biasa-biasa saja sama Nasi Jagung ini. Suka ya suka, tapi tidak terlalu menggebu-gebu. Tetapi sejak tidak tinggal di Malang lagi, saya kok jadi sering kangen berat sama Nasi Jagung. Mencari Nasi Jagung di Jakarta atau Tangsel tempat tinggal saya sekarang ini, tidaklah mudah. Alhasil, setiap kali saya mudik, hampir tiap hari saya makan Nasi Jagung. Bahkan, biasanya saya bungkus beberapa, untuk dibawa balik ke Jakarta.

Nasi Jagung favorit saya di Malang, saya beli di dalam Pasar Oro-Oro Dowo. Ibu penjualnya adalah langganan Bapak dan Mama saya sejak saya kecil. Kalau dulu, biasanya saya hanya dibelikan dan dibawakan pulang, tanpa tahu dimana tepatnya Nasi Jagung tersebut dibeli. Karena memang, saya tidak suka masuk pasar tradisional, karena alasan becek, bau dan lain-lain. Gaya ya, hhaha. Tapi sekarang, setiap beli Nasi Jagung, saya berangkat sendiri dengan penuh semangat.. ;-)

Di bawah ini adalah penampakan Nasi Jagungnya. Dengan harga hanya 6 ribu rupiah (terakhir saya beli di Juli 2015), sudah terasa kenyang dan nikmat. Selain Nasi Jagung itu sendiri, dalam sebungkus paket Nasi Jagung didampingi oleh:
  1. Jangan tempe kacang+tahu pedes. Kalau di Malang, masakan berkuah seringkali disebut dengan “jangan”. Kalau bahasa Indonesianya, “sayur” kali ya. Contohnya begini : kalau bahasa Indonesia nya Sayur Asam, maka bahasa Malangnya adalah Jangan Asem. kalau bahasa Indonesia nya Sayur Lodeh, maka bahasa Malangnya adalah Jangan Lodeh, begituu..
  2. Jangan Tewel. Tewel adalah bahasa Jawa dari nangka muda
  3. Urap. Urap itu adalah sayuran rebus, dan dicampur dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui dan dikukus
  4. Ikan asin. Ikan asinnya bukan yang tipis, tapi yang bentuknya 1 ikan dengan ukuran kecil. Ikan asin ini digoreng dengan dilapisi adonan tepung.
  5. Mendol. Mendol asalnya dari tempe, yang dikukus, diberi bumbu-bumbu plus daun jeruk, dikepel-kepel dan kemudian digoreng
  6. Dan tak ketinggalan peyek. Peyeknya adalah peyek teri. Peyek sendiri beda-beda, kadang ada yang campurannya kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sampai teri. Favorit saya adalah peyek kacang tanah

Maaf fotonya agak tidak artistik, karena maklumlah, kan Nasi Jagungnya dibungkus, bukan dihidangkan di piring..
Selain menjual Nasi Jagung, ibu ini juga menjual bubur sum-sum beserta teman-temannya seperti grendul, mutiara, ketan hitam dll. Selain itu, juga ada berbagai macam bothok, termasuk bothok daun simbuk’an, yang katanya, selain rasanya enak, bisa bikin bau kentut kita semerbak, haha.
Kata mama saya, ibu ini sudah naik haji dari hasil berjualan Nasi Jagung. Ternyata bukan tukang bubur aja yang naik haji lho, tetapi penjual Nasi Jagung juga bisa. Saya rasa sih karena memang rejekinya barokah. Karena sepanjang penglihatan saya, ibu ini menjual dengan “hati”. Sepanjang membungkus makanan, beliau selalu tersenyum. Dan kalau menjualnya saja sudah sepenuh hati, saya yakin saat memasaknyapun juga demikian, makanya rasanya enak.. :-)
Sempat suatu kali, setelah Lebaran, kios ibu ini tutup, padahal saya lagi sakaw Nasi Jagung. Akhirnya berkelilinglah kami mencari Nasi Jagung. Akhirnya ketemu, di Jalan Soekarno Hatta, di sekitar depan toko kue Gaya Baru. Nasi Jagung dijual di mobil yang parkir di tepi jalan, dan harganya hanya 5 ribu. Rasanya cukup enak tetapi memang tidak seenak yang di Pasar Oro-Oro Dowo. Tapi cukuplah untuk mengobati kerinduan.
Nah Pe-eR nya adalah, gimana kalau sakaw Nasi Jagung ketika sedang tidak di Malang?
Akhirnya saya cari info tentang keberadaan Nasi Jagung ini, tentu saja inginnya di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Dan Alhamdulillah, ketemuuuuu..

Nasi Jagung menjadi salah satu menu di rumah makan Pecel Pincuk Godong Ijo yang berlokasi di Bintaro. Mereka ada 2 cabang, di sektor 1 dan sektor 9. Awalnya, karena yang muncul duluan di waze adalah rumah makan yang ada di sektor 1, maka meluncurlah kami ke sana. Saat kami pesan, eh baru tahu kalau Nasi Jagung tidak dijual di cabang yang sektor 1, kecewalah saya. Saya tetap makan sih, waktu itu akhirnya saya memilih rawon.

Tidak puas dengan pengalaman pertama, maka kami berburu lagi ke cabang satunya, yaitu cabang sektor 9. Sempat deg-degan karena saat saya pesan Nasi Jagung, mas pelayannya sempat bilang “saya tanya dulu ya bu, masih ada atau tidak”. Wah, berarti tidak selalu ada nih, pikir saya. Tapi akhirnya si mas kembali dengan wajah tersenyum, dan sayapun ikutan sumringah.
Paket Nasi Jagung dijual seharga 24 ribu. Dalam paket tersebut, Nasi Jagung ditemani dengan pepes tongkol, urap yang sayurannya lengkap banget termasuk kecipir dan genjer, tempe goreng, dan ikan asin. Tetapi sayangnya, kok ga dilengkapi sama peyek ya, haha.. Maka supaya lengkap, saya membeli peyek kacang tanah yang dijual terpisah.

Rasanya enak kok. Untuk semakin melengkapi kenikmatan makan, biasanya saya minum es kelapa muda. Rekomen deh, buat temen-temen yang suka kangen Nasi Jagung seperti saya.
Selamat mencoba.. ;-)

4 komentar:

  1. I'm Megan from IDNtimes. We would like to feature your original photo http://3.bp.blogspot.com/-OcYGz-isTKA/VlepqTS5XgI/AAAAAAAAAZo/eatju8hNCBU/s1600/372.JPG as part of our content. The credit's still yours and we will put the backlink to your blog. If you feel uncomfortable, please tell us at tania@idntimes.com.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Megan, please use the picture with term and condition you have declared. Thank you..

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus