Agustus 1994
– Musim Panas
Pertama kali saya bertemu dengan keluarga Shigeko
Omagari, di Agustus 1994. Saat itu saya masih SD dan sedang menjadi salah satu
anggota Team Paduan Suara delegasi Indonesia dalam ajang International Youth
Choir Festival di Osaka, Jepang.
Setelah acara inti selesai, maka kami dikenalkan
dengan keluarga Jepang dan tinggal di rumah mereka selama 3 hari. Kebetulan,
saya bersama dengan teman saya, Ratna, kebagian tinggal bersama keluarga
Shigeko Omagari. Jadilah kami tinggal di Sennan City, Osaka Prefecture dan
mengikuti kehidupan penduduk asli selama 3 hari.
Sebetulnya kalau boleh jujur nih, kenangannya sudah
agak samar, karena memang kejadiannya sudah 21 tahun yang lalu. Tapi ada beberapa
hal yang masih saya ingat:
- Keluarga ini tidak bisa berbahasa Inggris. Saya dan teman hanya bisa kemampuan Inggris dasar. Kami sebenarnya sudah dibekali dengan pengetahuan bahasa Jepang, tapi yaaaa begitulah, akhirnya kami pakai bahasa tubuh, hehe..
- Kami disuguhi makanan khas Jepang selama tinggal di rumah tersebut, salah satunya adalah kari Jepang. Dan di salah satu jamuan, saya tidak sengaja makan daging babi! Daging tersebut dicampur di nasi goreng. Saat makan, saya agak mikir, ini apa ya, sepertinya ga pernah makan daging yang rasanya seperti ini. Rupanya mama (cara saya memanggil ibu Shigeko Omagari) melihat perubahan raut muka saya dan dengan bahasa tubuh dia menjelaskan bahwa itu adalah daging babi, dan beliau minta maaf karena tidak tahu bahwa saya tidak diperbolehkan makan daging babi. Hehe, tapi gapapa lah, krn ketidaksengajaan, saya jadi tahu bagaimana rasa daging babi.. :-)
- Kami diajak ke salah satu department store, dan dipersilahkan untuk memilih apa yg ingin kami beli. Saat itu saya memilih tas punggung Marron Cream dan baju Barbie, seingat saya harganya mahal.. (haha, saya memang anak homestay durhaka..). Oya, department store di sana, SPG atau SPB nya sedikit sekali..
- Saat pulang, kami diberi juga beberapa oleh-oleh, seperti misalnya : post card, mangkuk Marron Cream, dll
Setelah itu, dalam beberapa bulan kami saling kirim
kabar melalui surat. Bahkan mama mengirimkan hadiah ulang tahun Boneka Jepang.
Pengalaman pertama, memiliki relasi selain orang Indonesia, sangat berharga
untuk saya..
Desember
2004 – Musim Dingin
Pertemuan kedua saya dengan keluarga Shigeko
Omagari adalah pada Desember 2004. Saat itu saya menjadi wakil universitas, untuk
mengikuti Academic Exchange dengan University of Miyazaki. Saya berangkat
bersama dengan Bapak Dekan dan 2 Bapak Pembantu Dekan Fakultas Teknik.
Sebelum berangkat ke Jepang, saya menghubungi mama
dengan mengirimkan surat dan di surat tersebut saya minta ke mama untuk membuat
alamat email, supaya komunikasi selanjutnya lebih mudah. Alhamdulillah surat
tersebut sampai di tujuan dan mama membalas surat tersebut dengan email,
senangnyaaaa… Dan kamipun berjanji untuk bertemu..
1 hari sebelum kepulangan ke Indonesia, saya
dijemput oleh mama di hotel, di salah satu sudut Osaka. Kemudian kami naik
kereta ke Sennan City, menuju ke rumah mama. Awalnya dosen saya melarang,
khawatir saya dibawa kabur katanya, hehe.. Saya maklum sih, karena
bagaimanapun, saya tengah berada di bawah pengawasan mereka. Tapi saya berusaha
meyakinkan bahwa saya akan baik-baik saja. Akhirnya, dibolehin deh.. :-)
Saat itu, karena keterbatasan waktu, tidak banyak
aktifitas yg kami lakukan. Hanya ngobrol sekedarnya, karena mama masih
kesulitan untuk menggunakan bahasa Inggris dan kemudian kita makan siang
bersama. Yang masih saya ingat dari pertemuan saat itu adalah:
- Kucing mama banyak sekali, 10 ada kali yaa. Trus cantik dan guendut guendut
- Saya diajak makan siang di salah satu restoran dekat rumah, saat itu menunya adalah ramen dan tempura. Duduknya lesehan
- Kami mengenang kembali memori 1994 dengan melihat foto-foto lama
- Saya diberi oleh-oleh pudding dalam kemasan aluminium
Tetapi sayangnya, saat itu saya belum punya kamera.
HP juga masih seadanya dan tidak berfungsi dengan semestinya saat di Jepang karena
khawatir kena roaming. Jadilah kenangan bersama keluarga Shigeko Omagari di
tahun 2004 hanya tersimpan di hati dan pikiran..
Tapi jangan sedih, 3 Bapak Dosen saya yg saya sebut
di atas, pada bawa kamera kok. Jadi di luar pertemuan dengan keluarga Shigeko
Omagari, perjalanan selama di Jepang di tahun 2004, terdokumentasikan dengan
baik. Suatu saat, akan saya ceritakan di tulisan terpisah.
Oktober 2012
– Musim Gugur
Ini adalah kepergian ke-3 kalinya saya ke Jepang
dan pertama kalinya dengan mas suami. Terima kasih Air Asia, karena tiket murah
yang telah dibeli setahun sebelumnya lah, kami bisa melangkahkan kaki berdua ke
Jepang.. :-)
Dan, seperti kepergian yang ke-2, saya kirim surat
dulu ke mama, kemudian dilanjutkan dengan berbalas email.
Mengunjungi keluarga Shigeko Omagari adalah agenda
pertama kami. Setibanya di Kansai pagi hari dan bersih-bersih badan sebentar di
airport, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta mengarah ke Osaka. Kami
berhenti di stasiun pertama yaitu Rinku Town. Di sana, mama dan tante (kakak dr
Ibu Shigeko Omagari) sudah menunggu kami. Dengan mobilnya yang berukuran mini,
kami meluncur ke kediaman nenek (Ibu dari Ibu Shigeko Omagari).
Seperti layaknya orang yang lama tidak bertemu, kami
pun bercerita kembali tentang memori masa lalu sambil membuka album foto.
Kemudian saya bercerita tentang pernikahan saya dan mama bercerita tentang
pernikahan anaknya. Tak lama, suami, anak dan cucu mama datang, kamipun
berkumpul, masak dan makan bersama.
Kami masak makanan khas Jepang, takoyaki dan
okonomiyaki. Takoyaki adalah camilan yang terbuat dr adonan tepung berbumbu,
berbentuk bola-bola kecil dan ada potongan gurita di dalamnya.
Sedangkan
okonomiyaki adalah makanan yang terbuat dari adonan tepung berbumbu, yang di
dalamnya ditambahkan kol, telur ayam, dan potongan seafood yang kemudian
digoreng di atas teppan. Mirip fuyung hay lah. Saya yang sebenarnya tidak bisa
masak, sok ikut-ikutan bantuin. Karena prosesnya mudah, tinggal
cempang-cemplung dan dibolak-balik, trus kasih saos dan santap deh..
Saya dan suami sepakat, bahwa ini adalah takoyaki
dan okonomiyaki terenak yang pernah kami makan. Mungkin karena homemade, dibuat
oleh orang Jepang asli, dan tentu saja dibuat dengan penuh cinta.
Tak terasa, matahari sudah bergulir ke arah barat.
Kamipun pamit karena harus melanjutkan
perjalanan. Mama mengantarkan kami kembali ke stasiun dan kami dadah-dadah..
Di bulan Desember, saya mengirimkan kalender tahun
2013 ke mama. Desain kalendernya custom, yang berisi foto-foto kami selama
bertemu di bulan Oktober yang lalu..
Orang Jepang, memang terkesan kaku, mungkin ini
karena bahasa tubuhnya nya saja. Tetapi di dalam sana, saya bisa merasakan
kehangatan dan ketulusan mereka. Meskipun jarang sekali bertemu, dengan jarak
waktu yang lama antar pertemuan, mereka tetap siap menyambut saya dengan tangan
terbuka setiap kali saya berkunjung.
Satu keinginan saya, untuk bertemu dengan keluarga
Shigeko Omagari, paling tidak sekali lagi, bersama anak dan suami, di musim
semi.. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar