Tulisan ini pernah saya posting di medsos pada 21 Mei 2015. Saat itu adalah peringatan 2 tahun meninggalnya Bapak dan saya menulis untuk mengenang beliau..
Tulisan ini saya posting kembali di blog ini, dengan harapan nantinya anak saya bisa mengenal sosok kakeknya, walau tidak pernah bertemu langsung..
Suatu sore di akhir 2004, perbincangan antara saya dan Bapak..
B : Nduk, pas kamu wisuda nanti, kok kayaknya pengeeeennn rasanya, denger nama Bapak disebut ama MC ya..
(saya adalah anak pertama yg kuliah. Kakak memutuskan untuk tdk kuliah spy dana yg ada bisa untuk membiayai kuliah saya)
S : Pak, angel pak, sulit.. Yg nama orang tuanya disebut itu cuman yg lulusan terbaik fakultas. Syaratnya kumlot dan IP nya tertinggi di antara yg kumlot-kumlot itu. Jangankan lulusan terbaik di Fakultas Teknik, kumlot aja di Teknik Sipil itu susahnya minta ampun e pak, angkatan-angkatan sebelumnya paling cuman 1 orang per angkatan. Trus biasanya yg lP nya bagus-bagus itu anak Elektro atau Pengairan, Sipil angel paakk.. Lha ini aku udah semester 7, IP ku masih 3.3, ngejarnya susah pak..
B : wis tha lha nduk, yakin.. Kalo kamu mau, kamu pasti bisa.. Ga ada yg ga mungkin..
22 Juli 2006
Ini adalah foto Bapak, yang dengan bahagianya, bercerita kepada salah satu temannya, Pak Sudar penjual es rumput laut yang selalu mangkal di dekat gedung Samantha Krida, lokasi wisuda. Beliau bercerita, bahwa baru saja matanya berkaca-kaca ketika melihat anaknya dipanggil ke panggung untuk bersalaman dengan rektor dan dekan, dan pada saat bersamaan, nama beliau beserta istri disebut..
Kebahagiaan Bapak ternyata sederhana, dan bersyukur sudah pernah mewujudkannya..
Petuah Bapak tak akan pernah kulupa..
Bapak, 17 Maret 1952 - 21 Mei 2013..
Bapak, tak akan pernah terganti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar