Selain
perjuangan itu sendiri, lama punya anak, di budaya Indonesia, memang punya
tantangan emosional yang tak kalah hebatnya, terutama dari orang sekitar. Dan
percaya atau tidak, di bawah ini adalah pengalaman yang saya rasakan sendiri.
Pertanyaan
dan pernyataan yang sering dilontarkan adalah seperti ini:
1.
Kapan
mau punya anaaakkk?
2. Kalian
berdua sibuk banget sih, mau fokus kerja dulu ya?
3.
Udah,
jangan terlalu sibuk cari uang, inget umur
4.
Anak
itu penting, nanti siapa yang mau merawat
kalian kalau tua nanti?
Pertanyaan
dan pernyataan mulai ekstrim adalah seperti ini:
5.
Kamu
ga ada keturunan mandul kan?
6.
Ah
kamu ga tau cara bikin anak kayaknya
7.
Mau
gak, diajarin cara bikin anak gimana
8.
Pinjam
tit*t teman aja
9.
Suami
lo bisa gak sih bikin anak, kok gak tokcer gitu
10.
Mending
ama gue, sekali jadi lah
11. Ih, kamu kebalap si X deh. Dia
baru sebulan nikah aja udah hamil tuh
Atau,
pernyataan yang tujuan nya mungkin menghibur tetapi malah sebenernya terkesan
membanggakan diri sendiri, seperti ini:
12. Tenang aja Sil, ga sulit kok.
Dulu aku abis nikah langsung hamil
13.
Kalau
aku, dilempar celana dalam suami aja juga pasti hamil
14. Jadi kamu malah enak Sil,
susah hamilnya. Kalau aku ga kb pasti hamil melulu
Teman,
pernah tidak terbayang kalau Teman ada di posisi kami?
Saya
pribadi, orangnya cukup easy going, tidak gampang tersinggung dengan hal-hal
semacam itu. Tapi bagi orang lain yang sensitif perasaannya, pertanyaan dan
pernyataan seperti itu, bisa membuat mereka demotivasi, bertengkar dengan
pasangan, bahkan mungkin malah bisa bercerai.
Ini
adalah jawaban dari saya dan mas suami atas pertanyaan dan pernyataan di atas,
sebagian kami ucapkan langsung, tetapi sebagian hanya diucapkan di hati demi
alasan kesopanan, haha..
- Kami mau kok punya anak. Seperti sebagian besar pasangan suami istri lainnya, setelah menikah pasti ingin punya anak. Hanya saja, untuk waktunya, biar Allah yang menentukan, kami tidak punya kuasa untuk mengontrolnya
- Kami memang fokus kerja, tapi bukan berarti tidak ingin punya anak
- Iya, umur kami memang pasti bertambah. Kami ingin punya anak kok, tenang aja. Kami yang dikasih tantangan sama Allah aja tenang kok, kenapa situ yang ribut?*mulai nyolot nih, haha..
- Kami ingin punya anak, untuk ibadah, meneruskan keturunan, bukan untuk memberinya beban merawat kami di saat kami tua nanti. Kalaupun punya anak, membesarkannya dengan baik adalah kewajiban kami, anak tidak kami anggap sebagai investasi yang bisa kami petik hasilnya di masa tua nanti
- Alhamdulillah tidak ada keturunan mandul. Hanya saja sadarkah, pertanyaan seperti itu terasa sangat memojokkan? Dan kalaupun memang mandul, apakah kemudian nilai kami sebagai manusia menurun? Karena semua yang terjadi pada kami adalah atas kehendak Allah
- Saya tahu cara ML dan bagaimana menikmatinya, tetapi bagaimana kemudian berhasil jadi embrio, janin dan bayi, hhhmmmm, saya rasa hanya Allah yang tahu bagaimana caranya
- Ok, kalau teori, saya mau lah diajarin, sebagai tambahan pengetahuan. Tetapi kalau pernyataan itu menjurus ke arah praktek, saya pilih-pilih juga kali, dan saya ga akan pilih orang seperti kamu, haha..
- Dosa tau!
- Saya sangat sayang suami saya, dan Alhamdulillah suami saya sehat. Kalaupun ada sesuatu dengannya yang menyebabkan tidak bisa punya anak, tidak akan mengubah rasa sayang saya ke mas suami. Saya menjalani kehidupan sampai tua, berdua dengan mas suami, sedangkan suatu saat anak pasti akan meninggalkan kami
- Maaf, saya tidak tertarik dengan orang yang tidak sopan seperti Anda. Karena bagaimanapun, karakter anak sebagian menurun dari ayahnya
- Hidup bukan kompetisi. Kalau istilah Jawanya, sawang sinawang. Mungkin orang lain diberi rejeki anak terlebih dahulu, sedangkan saya diberi rejeki yang lain. Intinya, harus rajin bersyukur, bukan selalu iri dengan kebahagiaan orang lain
- Selamat ya mbak, kalau bisa, kebanyakan orang pasti ingin seperti itu. Tapi kalaupun itu tidak terjadi pada saya, it’s ok, karena yang terpenting sekarang saya merasa bahagia
- Hhhhmmm, agak berlebihan sih ya mbak. Rasa bangga mbak boleh gak disimpan dulu di brankas? Dan nanti dikeluarkan saat kepepet saja? Haha..
- Intinya adalah bagaimana kita mensyukuri hidup. Meskipun lama tidak mempunyai anak, saya tetap bersyukur. Sehingga mbak yang mudah hamil, seharusnya bersyukur juga, bukan malah mengeluh. Jutaan orang di luar sana berharap mendapatkan kemudahan hidup seperti mbak
Jadi
teman, kalau punya saudara atau teman yang lama punya keturunan, ga perlu lah
pertanyaan atau pernyataan seperti di atas dilontarkan, karena itu tidak
penting dan tidak membantu sama sekali.
Lebih
baik, dengarkan setiap ceritanya, dukung setiap langkahnya, berikan masukan
supaya stabil emosinya, suntik dengan pengetahuan agama supaya meningkat
imannya, doakan supaya Allah selalu memberikan apa yang terbaik untuknya..
Itu
sudah cukup, bahkan lebih dari cukup..
(bersambung..)
Aaakh... ak mengalami pertanyaan2 itu kmrn, smpe akhirnya tertekan.. tp memang bener ya mba, akan indah pd waktunya. Selamat mba sisil mas indra, sehat2 selalu..
BalasHapusSyiiilll, masak belum setaun udah tertekan siihh? ;-)
HapusAlhamdulillah Syil.. Aamiin..
Makasih yaaa.. 😘
Aaakh... ak mengalami pertanyaan2 itu kmrn, smpe akhirnya tertekan.. tp memang bener ya mba, akan indah pd waktunya. Selamat mba sisil mas indra, sehat2 selalu..
BalasHapusAahhh seru banget bacanyaaa.. jadi terhanyut sendiri.. anyway congraaattt mba sisil, sehat2 kandungannya sampe lahiran.. God Bless you mbakuuu
BalasHapusTengkyu Paatt.. Baca terus lanjutannya ya, hehe..
HapusAamiin aamiin, makasiiihh..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMba sisil, aku ngikutin ceritanya...
BalasHapusAku belum se ekstrim itu ditanya tapi udah stress...hahaha. Mba sisil emang keren....
Selamat ya mba sisil, sehat lancar yaaa...
Haha, lama2 mah pasti tambeng denger yang kaya gitu Fri.. Suwun, aamiin aamiin.. Moga2 kamu lancar terus juga yaaa.. *kiss
Hapus