3
bulan adalah waktu yang disarankan dokter untuk istirahat setelah mengalami
keguguran dan proses kuret. Cuman, mas suami kok sepertinya tidak sabar, entah
tidak sabar ingin merasakan proses produksi lagi atau tidak sabar ingin saya
segera hamil lagi, haha..
Katanya,
“Yank,
temenku ada yang istrinya mens sekali setelah keguguran eh langsung hamil lagi.
Dan udah melahirkan tuh, aman-aman saja kok..”
Dan
kebetulan menstruasi pertama saya setelah kuret adalah 2 bulan kemudian. Sekali
lagi saya iseng minum obat hormon. Dan kami ML seperti biasa.
Sudah
4 minggu lebih 1 hari dari hari menstruasi pertama saya, tetapi tamu
bulanan tak kunjung datang. Maka di hari
minggu pagi itu, saya coba untuk tes urine saya dengan test pack, hasilnya..
DUA
GARIIISSS!!
Hanya
saja, garis kedua kok masih samaaaaarrrr sekali. Saya infokan hal ini kepada mas suami.
Kamipun berusaha positive thinking, mungkin saya betul akan hamil lagi, hanya
saja kadar hCG dalam darah masih sedikit sekali, sehingga garis yang dihasilkan
masih samar. Kami sepakat untuk sabar menunggu seminggu kemudian untuk
melakukan tes ulang.
Siangnya
kami pergi ngemall, setelah ke Kuningan City untuk urusan pekerjaan, rencananya kami
akan nonton bioskop. Tetapi saat di mall, tiba-tiba perut saya rasanya mules
sekali. Saya mengenali rasa itu, bukan rasa ingin BAB, tapi rasa akan menstruasi,
hanya saja lebih sakit dari biasanya. Ketika saya cek di toilet, benar, rupanya
saya sedang menstruasi.
Kecewa?
Ya,
saya kecewa. Hanya, rasanya biasanya saja, bukan sedih. Saya hanya berpikir
bahwa memang belum 3 bulan, belum saatnya.
Sayapun
keluar dari toilet mall dan menginfokan kabar kurang menyenangkan tersebut ke mas
suami dengan wajah masam. Disertai dengan permintaan tolong,
“mas,
minta tolong beliin pembalut di supermarket di lantai bawah, boleh?”, hehe..
Menstruasi
kali ini memang berbeda, lebih sakit dari biasanya. Esok harinya, saya membuat
janji dengan dokter untuk cek. Selain cek untuk program hamil yang akan kami
mulai lagi, saya juga ingin bertanya mengenai kejadian yg saya alami, test pack
positif samar tetapi mengapa kok menstruasi keluar. Hari itu dokter gagal
praktek karena kemacetan Jakarta yang luar biasa, akhirnya kami jadwalkan
kembali untuk bertemu di hari Selasa malam. Meskipun tidak bertemu dengan
dokter, saya sempat sampaikan keluhan kepada perawat dan saya disarankan untuk
coba test pack lagi di Selasa pagi, dan hasilnya..
DUA
GARIIISSS!!
Tapi
garis kedua tetap samar..
Selasa
malam, saat bertemu dengan dokter, beliau menjelaskan bahwa kemungkinan
pembuahan sudah berhasil dan sedang proses menempel. Itulah mengapa kadar hCG
sudah ada di dalam darah yang terindikasi lewat test pack dengan menggunakan
urine. Tetapi ketika sudah sedikit menempel, ternyata proses penempelan tidak
berjalan dengan sempurna, mungkin karena rahim belum siap. Jadi akhirnya yang
seperempat atau setengah menempel tersebut luruh kembali. Itulah mengapa kok
menstruasi kali ini rasanya sakit sekali.
Kalau
saya coba browsing, ada yang menyebut kondisi ini dengan sebutan Hamil Kimia,
definisinya adalah sebagai berikut:
“sebuah kehamilan yang didiagnosis oleh
kehadiran hormon kehamilan HCG dalam darah, tetapi tidak ada janin yang
berkembang menurut USG dan kehamilan berhenti berkembang sangat dini”
“keguguran yang disangka menstruasi. Test
pack yang dilakukan sebelum terlambat haid menunjukkan hasil positif, ternyata
menstruasi tetap keluar seperti biasa jumlahnya beserta jaringan hasil
pembuahan”
“Jenis kehamilan terjadi setelah penempelan
telur yang sudah dibuahi di dalam rahim , berkembang untuk memicu produksi HCG
dan kemudian berhenti berkembang karena alasan tertentu. Sekitar 30-50 persen
dari semua telur yang dibuahi menjadi kehamilan kimia akibat kelainan atau
kondisi lain yang menghambat perkembangan lebih lanjut . Jika ini terjadi, Anda
mungkin mendapatkan haid lebih dari biasanya terjadi dan mungkin lebih berat
dari biasanya”
Karena
pada siklus kali ini ada sedikit masalah, maka kami setuju untuk istirahat dan
melanjutkan program hamil pada siklus selanjutnya. Sebenarnya dokter
menyarankan untuk program induksi lagi, mengingat saya sudah pernah hamil
secara alami. Tetapi, saya yang membayangkan segala tekanan dari banyak faktor,
lebih memilih untuk inseminasi langsung karena minim stress. Dokter menyarankan kami untuk berpikir kembali, tapi saya putuskan saat itu juga bahwa
kami mantab akan inseminasi saja. Dan pada akhirnya dokter mendukung rencana yang kami yakini..
Perjuangaaannn,
dilanjutkan!!
:-)
(bersambung..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar