Selasa, 22 Desember 2015

Pejuang Keturunan (12) – Dan, doa itu terjawab..

Tahun 2015 adalah tahun kebebasan untuk saya, darah saya bebas dari obat hormon dan vag*na saya bebas dari usg transvaginal, haha.. *girang banget ketawanya

Karena memang sedang tidak program hamil lagi, maka saya konsen untuk kesehatan saya. Gigi saya bersihkan semua, mulai dari scalling sampai dengan penambalan gigi yang berlubang. Dan ternyata ada 1 gigi geraham yang membutuhkan perawatan akar gigi dan akhirnya harus pasang crowne. Perawatan akar gigi ternyata lumayan juga ya, saya sampai harus 8x bolak balik ke dokter gigi. Selain itu, saya juga vaksin servick dan hepatitis B. Untuk vaksin hepatitis B, saya mengajak mas suami ikut serta, dan vaksin dilakukan oleh dokter di klinik kantor suami. Kami memang niat untuk vaksin hepatitis B karena setelah Bapak meninggal karena penyakit hepatitis B, kami cek darah, dan dari situ dapat dilihat bahwa kandungan vaksin dalam tubuh kami semakin menipis.

Vaksin servicks dan hepatitis B, masing-masing dilakukan sebanyak 3x. Vaksin servick dilakukan pada bulan ke-1, 2 dan 6, sedangkan vaksin hepatitis B dilakukan pada bukan ke-1, 3, dan 6. Kami melakukan suntikan vaksin pertama di 1 Juni 2015, vaksin servicks di lengan kanan dan vaksin hepatitis B di lengan kiri. Saya lupa vaksin yang mana, tapi salah satu vaksin membuat lengan saya rasanya kemeeennggg..

Hari itu Sabtu, 27 Juni 2015, hanya beberapa hari sebelum saya melakukan suntikan vaksin servicks ke-2 yang seharusnya dilakukan di 1 Juli 2015. Menstruasi terakhir saya 7 Mei 2015, yang berarti sudah 3 mingguan saya telat mens. Sesungguhnya saya tidak berpikir apa-apa saat itu, saya hanya iseng, karena masih ada sisa 1 test pack di rumah, yang harganya di bawah 10 ribu, ya saya pakai aja. Palingan hasilnya negatif, kan memang ga program. Tapi paling tidak, saat suntik vaksin servick, saya yakin bahwa saya sedang tidak hamil, karena hal tersebut tidak diperbolehkan.

Saat pipis sebelum wudhu untuk sholat subuh, saya sekalian tes urine. Dan hasilnya mengejutkan,

DUA GARIIISSS!!
Saya terdiam, terpaku, takjub dengan apa yang saya lihat. Beginilah ternyata cara Allah ikut campur dalam kehidupan, Dia memberikan kejutan berkali-kali dalam kehidupan kami.
Kemudian saya sholat subuh dan mengucapkan syukur. Tak lama kemudian suami saya bangun dan beranjak ke toilet. Setelah suami keluar dari toilet, saya mengabarkan kabar gembira tersebut, kamipun berpelukan tanda syukur. Untuk lebih meyakinkan, saya minta tolong suami untuk membeli test pack yang lain, yang agak lebih mahal supaya lebih meyakinkan. Setelah selesai sholat subuh, suami langsung berangkat untuk mencari test pack, dan ternyata apotik masih pada tutup semua, haha.. Akhirnya kami bersabar, sekitar jam 7 pagi, suami saya keluar rumah lagi dan pulang ke rumah dengan membawa test pack, sayapun langsung menggunakan test pack tersebut, dan hasilnya..

DUA GARIIISSS!!
Kami bak mendapatkan durian runtuh yang runtuhnya sepohon-pohonnya. Rasanya bahagiaaaa banget. Dan teletubies pun berpelukan kembali sambil menangis berdua, saking bahagianya. 

Kamipun segera menghubungi mama kami.
Saya memperhatikan ketika mas suami menghubungi mamanya. Mata mas suami berkaca-kaca dan saya bisa mendengar, jauh di sana mama mas suami menangis haru penuh bahagia.

Kemudian, saya menghubungi mama saya. Saat saya memberi kabar, mama saya teriak “Alhamdulillah” kencang sekali dan langsung tidak sabar untuk ke Jakarta lagi. Saya menyarankan mama untuk ke Jakarta nanti saja mendekati jadwal melahirkan, karena saya khawatir mama akan bosan kalau kelamaan di rumah saya, karena memang rumah masih sepi. Mama saya bilang, beliau ingin membuatkan makanan yang bergizi untuk anaknya yang sedang hamil. Tapi saya berusaha meyakinkan beliau lagi bahwa anaknya ini akan baik-baik saja kok, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Segala doa meluncur dari mulut mama kami, semoga doa yang baik-baik itu akan menjadi kenyataan, aamiin..

Tapi tidak valid rasanya kalau kami tidak periksa ke dokter. Saat hamil pertama dulu, saya sudah punya inceran rumah sakit mana yang saya pilih kalau melahirkan nanti. Dan karena kali ini saya sudah positif (test packnya), maka saya akan cek ke dokter yang praktek di rumah sakit tersebut, bukan ke dokter dimana saya melakukan program hamil.
Setelah mencari referensi dari tetangga, akhirnya kami pergi ke dokter yang buka praktek di hari Minggu. Setelah dicek, kantung hamil sudah terlihat tetapi memang janin belum terlihat. Dokterpun memberikan selamat kepada kami berdua.

Alhamdulillah..

Kemudian dokter memberikan vitamin ibu hamil dan juga obat penguat, setelah kami menginformasikan bahwa kami akan mudik lebaran dalam beberapa hari ke depan. Dokter sama sekali tidak melarang saya untuk mudik, asal obat penguatnya dikonsumsi rutin dan saya tidak melakukan aktivitas yang menguras energi berlebihan.
Foto USG setelah pulang mudik..
Cek darah rutin, TORCH dan HIV

Sepanjang kontrol dokter, tak henti-hentinya bibir saya dan mas suami tersenyum. Kami sangat bersyukur atas anugerah yang akhirnya Allah berikan di saat yang tidak kami sangka. Sesusah-susahnya kami berjuang, Allah malah memberikannya di saat kami tidak menjadikannya beban. Sepertinya, intinya memang kami harus ikhlas dan pasrah menjalani skenarioNya. Saat ini yang bisa kami lakukan adalah menjaga titipan ini sebaik mungkin.

Terus terang, saya merasa agak “tertampar” dengan semua pengalaman saat berjuang untuk memperoleh keturunan yang kami alami. Selama ini saya terlalu menggunakan logika, menurut saya 1 ditambah 1 ya pasti 2, kalau rajin belajar pasti nilainya bagus, kalau sudah berusaha ya pasti berhasil. Tetapi kadang saya lupa, bahwa ada kekuatan besar yang mengatur kehidupan kita, ada faktor X yang membuat semua logika jadi tak bernilai. Bukan berarti kita jadi tidak perlu berusaha dan hanya mengharapkan faktor X ya, menurut saya, tugas kita tetap berusaha tetapi hasilnya sepenuhnya serahkan saja ke Yang Maha Kuasa, pasrah, ikhlas dan positive thinking terhadap ketentuan Allah.
Saat ini usia kandungan saya sudah 7 bulan, waktu yang cukup “aman” untuk sharing cerita, udah ga pamali lagi kata orang. Perjalanan hamil saya masih 2 bulan lagi sampai dengan saatnya melahirkan nanti. Mohon doa dari teman-teman semua yaa, supaya lancar sampai dengan proses melahirkan nanti, sehat semua bayi mama dan papanya, aamiin..

Melalui sharing ini, kami berharap, teman-teman yang mempunyai perjuangan yang sama dengan kami untuk tidak pernah menyerah, karena kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana Allah memberikan jawaban atas usaha dan doa kita. Bisa saja hari ini kita menyerah padahal besok mau dikabulkan, Allah males deh mengabulkan, lha kitanya sendiri sudah nyerah.. (padahal saya yakin Allah tidak akan seperti itu, hehe..).
Kalaupun perjuangan kita belum berhasil juga, manfaatkan waktu untuk membahagiakan orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. Kalau masih ada orang tua, ya bahagiakanlah mereka selagi masih bisa. Kalau tinggal berjauhan dengan orang tua, sempatkanlah untuk mudik, minimal setahun sekali lah.

Tapi yang lebih penting, salinglah membahagiakan antara suami istri, saling memberi saling menerima, komunikasi di atas segalanya. Karena suami istrilah yang akan selalu berdua, sampai senja, sampai menua.

Salinglah mencinta, jatuh cinta selamanyaa..
Akad nikah, 8 tahun yang lalu..
Eiffel, I'm in love..]
bersambung di kehidupan nyata.. ;-)

10 komentar:

  1. Salam kenal mbak Sisil, namaku Nisa, beruntungnyaa aku nemu blog ini, paling ngga aku ngga nangis kejer pasca dinyatakan chemical pregnancy IVF. Aku belum pernah hamil selama 6 tahun pernikahan kata dokter 1 tuba non patent maka nyoba ikhtiar IVF. Allah yang baik hati mengabulkan permintaanku, aku dinyatakan hamil, meski dgn probabilitas 10%, pasti mbak tau banget rasanya, rasa seneng lihat garis merah meski samar, baca semua cerita mbak Sisil membuatku bangkit lagi dan percaya Allah pasti kasih anak pada waktu yang terbaik menurut kita, kitanya aja yang ngga tau.
    Mbak sisil dan suami keren bgt, salut bgt mbak dan suami tetep berusaha stay happy and positive.

    makasih ya mbak blognya menginspirasi bgt, seru bgt jalan2nya, keren eyy SD udah ikut ajang internasional sampe Osaka.

    Sun muach muach buat Reika chan, sukses terus ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Nisaaa, makasih udah baca ya mbaakk..
      Iya mbak, yang penting kita positif thinking sama ketentuan Allah. Insyaallah hidup jadi lebih enteng dan bahagia terus.

      Terus semangat ya mbaakk.. 😘

      Hapus
  2. Mbak sisiiiil (sok akrab banget panggil mbak) mbaaaaak aku nangis haru... setahun belum punya anak gupuhnya kayak kiamat dateng besok. Dan mbak sisil subhanallaaah mbak.. semangat hidup sehat mbak.. mbak bikin tulisan hidup sehat ala ala mbak sisil dong. Mulai tips berkebun, (bikinbaju juga barangkali bisa hehehe abaikan) sarapan lemon madu dan lain lain... makasi mbakk. Pamer itu cuman bisa tunjukkan hasil, kalau tunjukan proses perjuangan namanya INSPIRATOR. Makasi makasii mbaaam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pas nulis, di beberapa bagian juga sambil nangis haru mbak, haha..

      Iyaa, saya juga pengen rajin nulos lagi nih. Sedang cari waktu luang di antara momong anak dan momong suami, hihi..

      Makasih sudah baca ya mbak.. ;-*

      Hapus
  3. Baru keguguran dan baca blog mbak sisil ini jadi semangat lagi.thanks mb bermanfaat☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah mbak pasti kuat yaa, dan semoga segera hamil lagi ya mbak.
      Semangaaatt!!!

      Hapus
  4. Aku keguguran desember 2018 kemarin... sudah lewat 7 bulan aku belum hamil lg dan aku di titik dimana aku stress berat ...

    BalasHapus
  5. Aku keguguran desember 2018 kemarin... sudah lewat 7 bulan aku belum hamil lg dan aku di titik dimana aku stress berat ...

    BalasHapus
  6. blog nya sangat inspiratif mbak nya, sesama pejuang keturuna. makasih ya

    BalasHapus
  7. Nangis bacanya. 😭😢😭😢😭😢😢 Pdhal aq cowok.

    BalasHapus